Feeds:
Posts
Comments

Archive for September, 2012

Assalamualaikum wr wb.

Apa kabar teman-teman? Semoga dalam keadaan baik dan selalu mendapat keberkahan dalam menjalani hidup di dunia yang hanya sebentar ini. Judul di atas sengaja saya gunakan sebagai bahan renungan hari ini terutama terkait dengan kesadaran tentang bagaimana posisi kita dalam peta kehidupan ini. Pernyataan tersebut kadang pernah kita dengar dari seorang pemuda yang sedang berargumentasi dengan orang-tuanya. Relevankah sebenarnya pernyataan tersebut?

Menurut saya, tegas sekali bahwa pernyataan tersebut tak relevan dan seharusnya tak pernah muncul di dunia ini. Mengapa? Sebelum kita dilahirkan di dunia ini, wujud kita masih dalam bentuk embrio dan masih belum punya nalar untuk memilih. Jangankan sebuah embrio, ketika tumbuh menjadi seorang bayi dan kemudian tumbuh menjadi remaja usia 10 atau 12 tahun bisa dikatakan kita masih belum memiliki nalar untuk memilih dengan baik. Memilih yang sifatnya reaktif, seperti anak balita lebih memilih coklat dari pada tablet obat merupakan kewajaran. Namun untuk memilih yang memerlukan pemikiran mendalam, baru bisa dilakukan anak usia 10 – 12 tahun saat akil baliq. Artinya, kita memang tak pernah dihadapkan pada situasi memilih saat masih belum dilahirkan.

Seorang manusia yang dilahirkan justru harusnya bangga karena di dalam dirinya ada jiwa sebagai seorang pemenang makanya ia bisa terlahirkan. Proses pembuahan yang merupakan pertemuan sebuah sel mani laki-laki dengan indung telur (perempuan) merupakan perjuangan dimana dari jutaan sel mani laki-laki yang kemudian terpilih satu yang bisa bergabung dengan sel telur. Jadi, seorang anak manusia telah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pemenang.

Sebagai seorang pemenang tak relevan lagi mengatakan bahwa ia tak pernah minta untuk dilahirkan justru sebaliknya ia harus bangga bahwa sebagai manusia pilihan yang dikirim ke muka bumi ini setelah bertarung dengan jutaan lainnya. Ibaratnya kita dipilih oleh rakyat menjadi pemimpin bangsa ini menjadi seorang presiden negara kesatuan Republik Indonesia, pantaskah kita memberi pernyataan bahwa kita tak pernah minta untuk jadi presiden?

Pertanyaan yang relevan sebagai seorang pemenang adalah: Apa tujuan saya di bumi ini? Bagaimana caranya mencapai tujuan tersebut? Apa ada contoh yang berhasil mencapai tujuan tersebut? Untuk menjawab tiga pertanyaan tersebut, sebagai seorang muslim ia harus kembali meninjau makna tauhid dari dua kalimat syahadat yang merupakan ikrar seorang muslim atas keesaan Allah subhanahu wata’ala.

Tujuan hidup seorang muslim sudah sangat jelas, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Apapun peran seorang mukmin dalam menjalani kehidupan ini, apakah ia seorang tukang sapu, tukang cuci, pedagang kelontong, tukang becak, kondektur bus, supir angkot, karyawan, penyelia (supervisor), manajer maupun direktur tujuan akhirnya tetap, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Bila seorang sudah begitu terperdaya dengan kehidupan dunia dan telah meleset tujuannya menjadi memupuk harta dan menggalang kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan, ini jelas melenceng dan membuat Allah SWT murka kepadanya. Kehidupan di dunia ini memang, subhanAllah, banyak sekali cobaan dan godaan yang dilakukan oleh setan dan iblis dengan tujuan mempengaruhi pikiran manusia agar semakin menjauh dari tujuan menuju Allah SWT karena memang setan dan iblis menginginkan kita mengikuti jalan mereka, jalan kesesatan.

Seorang tukang sapu yang faham betul akan tujuan hidupnya, menjalani tugasnya dengan penuh tanggung-jawab karena ia meyakini bahwa tugas yang ia emban merupakan amanah yang wajib ia lakukan dengan serius. Ia tak menganggap dirinya hanya sebagai seorang tukang sapu namun sebagai seorang pemenang yang dipercayai membuat keindahan dengan menyapu bersih kantor tempatnya bertugas dari segala jenis kotoran, sampah dan kuman-kuman. Ia yakin bahwa tugasnya mulia karena selalu membuat keindahan sedangkan Allah SWT menyukai keindahan. Ia menjalani perannya dengan rasa syukur karena telah diberi penghidupan dan kehidupan oleh Allah SWT.

Seorang Direktur Utama yang memahami tujuan hidupnya akan selalu berupaya memimpin perusahaannya secara bijaksana mencapai tujuannya meningkatkan laba usaha dengan memperhatikan peningkatan kesejahteraan bagi karyawannya. Ia melihat karyawannya bukan sebagai faktor produksi namun sebagai mitra kerja untuk menumbuh-kembangkan perusahaan. Ia sadar bahwa jabatan puncak yang diemban merupakan amanah untuk melakukan perubahan menuju perubahan yang lebih baik, bukan untuk penyalah-gunaan wewenang demi kepentingan pribadi dan golongannya.

Cara-cara untuk menuju Allah sudah ada pedomannya yaitu Islam dengan panduan Al Quran dan Hadits. Artinya, seorang muslim tak cukup hanya memiliki tujuan menuju Allah SWT namun juga harus tahu aturan main tentang hal-hal yang disukai dan dibenci Allah SWT.  Ibarat kita ditugaskan menuju Surabaya dari Jakarta, namun kita tidak diberi tahu dimana lokasi Surabaya dan moda transportasi yang tersedia. Artinya, dengan bekal memiliki tujuan saja belumlah cukup meskipun tujuan tersebut sudah sangat jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada pedomannya. Sedangkan Allah SWT sudah menjelaskan bahwa:

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ,

(Al Baqarah 2:2)

Maka tak perlu ragu lagi untuk meyakini bahwa Al Quran merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa, tanpa sedikitpun keraguan. Yang berfirman ini adalah Allah, pencipta Al Quran, pencipta manusia dan alam raya ini. Allah Maha Tahu segalanya tentang manusia dan juga seluruh alam ini karena Dia yang menciptakan. Dia Maha Tahu bahwa manusia harus menjalani kehidupan dengan pegangan dan pedoman yang kuat dan jelas. Karena Allah yang menciptakan, Dia memahami keseluruhan hal yang diperlukan di kehidupan ini. Al Quran berisi segala hal yang mengatur kehidupan manusia ini agar bisa menuju Allah. Selain Al Quran yang berisi pedoman mendasar dan perlu penafsiran yang mendalam, manusia bisa merujuk juga kepada Hadits yang merupakan kumpulan dari semua ucapan dan tindakan Rasul sepanjang hidupnya.

Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wa sallam merupakan contoh manusia ideal bagi seluruh muslimin sebagai acuan dalam perilaku sehari-hari. Rasul merupakan manusia pilihan Allah yang dalam kehariannya menjalankan akhlak Al Quran – artinya setiap pemikiran dan tindakannya merupakan implementasi dari yang tertulis di Al Quran. Masya Allah …! Kita bisa renungkan disini betapa komprehensif grand strategy Allah SWT untuk kaum yang beriman. Untuk menuju Allah, Dia telah tetapkan caranya dan sekaligus Dia tunjukkan bahwa cara tersebut ampuh dan bisa dijalankan oleh manusia dengan percontohan nabi Muhammad. Kurang apa lagi Allah SWT menyiapkan segala sesuatunya buat kita? Tugas kita tinggal mencontohnya saja.

Sayang sekali bila kita tak mau mengikuti perilaku Rasul. Lihat saja dalam hal menjalankan shalat fardhu, masih saja banyak yang beranggapan bahwa yang penting didirikan lima kali dalam sehari. Padahal, Rasul selalu mencontohkan bahwa shalat fardhu dikerjakan secara berjamaah di masjid pada awal waktu, untuk semua ikhwan. Berapa persen manusia yang mau mengikuti contoh nyata ini? Sedikit sekali; mungkin tak sampai 10%. Alasannya bisa variatif: masih nanggung menyelesaikan tugas, masih ada waktu sampai adzan selanjutnya, Allah maha pemurah – shalat bisa kapan saja. Padahal banyak yang faham bahwa shalat adalah hal terpenting setelah dua kalimat syahadat. Tak hanya itu, banyak yang tahu bahwa shalat merupakan hal pertama yang dihisab di hari bangkit nanti. Namun, tetap saja manusia meremehkan contoh baik yang diberikan Rasul – padahal senuanya tak ada yang menolak naik ke surga. Masih banyak lagi hal-hal yang telah dicontohkan Baginda Rasul dalam membentuk pribadi yang Islami (syakhsiyah Islamiyah).

Kesimpulan

Pernyataan “Saya tak pernah minta untuk dilahirkan” sangat tak relevan diungkapkan oleh seorang muslim. Seorang muslim harus berpikiran visioner, memaknai syahadatain sebagai sebuah ikrar, memahami bahwa tujuan hidupnya adalah Allah SWT, pedomannya adalah dienul Islam dan contohnya adalah Rasulullah. Semoga kita mendapatkan ridhla dari Allah SWT sebagai golongan orang yang bertaqwa. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Wallahualam bishawab

Wassalamualaikum wr wb.

Gatot Widayanto

Catatan:

Tulisan di atas bukan berarti terus menepis tanggung-jawab orangtua dalam mendidik anak karena memang kewajiban setiap orang yang mempunyai anak.

17 September 2012

Read Full Post »

Bersepeda itu menyenangkan karena orang bergerak untuk menjelajahi ruang.
Ada pula unsur sosialnya karena bisa membuat grup atau klub.
Ini yang membuat olahraga sepeda tidak “murni” olahraga, tetapi juga sebagai ajang rekreasi.
Akan tetapi, bersepeda tetap sehat

Menurut dokter olahraga Grace Tumbelaka, bersepeda, seperti halnya bentuk olahraga lain, intinya sama, yaitu harus dilakukan dengan baik, benar, teratur, dan terukur.
Bersepeda merupakan salah satu pilihan yang bagus un­tuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru.

Kelebihan bersepeda adalah bi­sa melatih keseimbangan dan memperkuat otot tungkai.
Selain itu, pelaku bisa memperoleh daya tahan otot tubuh dan lengan atas yang diperlukan untuk menahan posisi duduk selama kaki mengayuh. Olahraga sepeda juga jadi pilihan bagi orang-orang yang mengalami cedera tungkai, misalnya cedera lutut.
Biasanya juga menjadi pilihan bagi mereka yang obesitas.

Namun, menurut Tumbelaka, ada juga kekurangan bersepeda.
Salah satunya, bersepeda termasuk olahraga partial weight-bear­ing yang hanya menanggung sebagian beban tubuh karena du­duk.
Efek menguatkan tulang kaki untuk pencegahan osteoporosis kurang dibandingkan dengan jalan.
Untuk hasil yang optimal, perlu dilakukan segala bentuk olahraga yang membuat seluruh bagian tubuh bergerak.
Bersepeda hanyalah salah satunya

Tumbelaka menyayangkan, ketika antusiasme warga untuk ber­sepeda meningkat, Jakarta justru kurang ramah bagi penggemar se­peda.
Ruang yang memungkinkan olahraga hanya di perumahan pinggiran Jakarta. Atau di taman-taman kota yang aman, karena di sana banyak tumbuhan yang bisa mengurangi polusi.
Tapi, siapa peduli? (IYA)

Read Full Post »

Di kalangan pencinta sepeda ada semacam “doktrin”.
Pertama, bukan sepedanya, tapi sepedaannya.
Kedua, bukan “sepedaan”-nya, tapi sepedanya.
Di Bali Bike 2012 dua “doktrin” itu menyatu: ya sepeda, ya sepedaan.

Begitulah, ketika bersepeda menjadi gaya hidup, terutama bagi kalangan kelas menengah.
Kita lihat pemandangan ketika peserta Bali Bike 2012 berdatangan di Hotel Santika Nusa Dua, Bali, Kamis (13/9).

Sebagian dari peserta sempat protes karena sepeda-sepeda mereka harus “dikandangkan” di ruang kaca di samping lobi hotel.
“Banyak yang protes karena tidak boleh membawa sepeda ke kamar. Serasa kehilangan istri, ha-ha-ha,” kata Direktur Utama Circletec Niaga Indonesia, Perry H Josohadisoerjo (60).
Perry dan kebanyakan rekannya sesama pencinta sepeda memang selalu menenteng sepeda ke kamar hotel tiap kali bepergian.
Sepeda Pinarello Dogma 2 keluaran terbaru dari Italia yang ditenteng Perry adalah sepeda berbahan baku karbon yang cukup ringan.

Pencinta sepeda memang mempunyai hubungan emosional dengan tunggangannya.
Djoko Edi Santoso (57) tak pernah terpisah dari sepeda Merlin keluaran Amerika Serikat yang dibelinya seharga Rp 60 juta pada 2004.
Djoko memilih pindah ho­tel jika manajemen hotel tak memberikan izin membawa se­peda ke kamar.

Demi menghidupi hobi bersepeda, Perry mengoleksi 12 sepeda yang ji­ka harganya digabungkan bisa digunakan untuk membeli rumah di Jakarta. Pria yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Penggiat Olahraga Sepeda Jakarta ini begitu menggandrungi sepeda dan rela meninggalkan hobi golf dan menyelam.
Ketika perusahaan produsen sepeda Pinarello akan mengeluarkan generasi teranyar pada November mendatang, Perry sudah sibuk mencari informasi tentang spesiflkasi sepeda tersebut.

“Harganya sebanding dengan rasa bahagia yang didapat.
Tiga puluh persen dari hidupku untuk sepeda, selain musik jazz tentunya,” kata Perry sebelum memulai start Kompas Bali Bike yang digelar sejak Jumat (14/9) hingga Minggu ini.

Aman dan gaya
Di ajang Bali Bike 2012, peserta menempuh jarak total 292 kilometer.
Bali Bike 2012 sekaligus menjadi ajang wisata dengan suguhan pesona pantai, pegunungan, keindahan danau, serta keunikan budaya.
Rute hari per­tama dimulai dari Badung menuju Candidasa, melewati Gianyar, Ubud, hingga desa tua Tenganan.

Peserta yang sebagian telah berusia di atas 50 tahun itu menikmati perjalanan dengan terus menjaga kondisi badan.
Octavianus Noya (58) melengkapi diri dengan beragam aksesori, termasuk monitor detak jantung (heart rate) yang ditempelkan di tubuh dan tersambung dengan monitor GPS Garmin sepeda.
Jika detak jantungnya terlalu cepat, Octavianus akan memperlambat laju sepedanya
Ia menciptakan suasana gembira dengan memutar musik dari peranti Ipod.
Baju belakangnya bagaikan lemari makanan.
Bayangkan saja, beragam jajanan, seperti jelly, madu, dan batangan cokelat, diselipkan di saku baju belakang.

Selain stok “logistik” yang cukup, soal penampilan juga mesti dijaga.
Konkretnya, keringat bo­leh meleleh tetapi tubuh harus tetap wangi.
Peserta Bali Bike, Ade Dewijanti, melengkapi diri dengan mjnyak wangi dan lip-gloss. Katanya, agar percaya diri di jalan raya.
Dan, tentu saja aksesori yang berfungsi sebagai pelindung diri. Sebut saja helm sepeda yang harganya bisa mencapai Rp 4 juta, kacamata Rp 6 juta dan sepatu kulit khusus sepeda Rp 4 juta.

“Harus mahal agar ada jaminan selamat dari benturan,” kata Aliah Kaimoeddin (35).
Aliah sudah membuktikan.
Kepalanya tidak cedera meski pernah beberapa kali terbentur di aspal jalan raya.
Pada ajang Kompas Bali Bike ini pun Aliah pernah terjatuh dan aman.

Gaya hidup bersepeda, bergaya dengan sepeda, bagi Ketua Indonesia Bike to Work Rivo Pamudji bukan masalah.
“Gaya hi­dup ini hanya sasaran perantara menuju sepeda sebagai kebutuhan,” ujarnya.

Dengan terciptanya gengsi bersepeda, kalangan kelas atas di kota besar akan tertarik berse­peda.
Jika kondisi jalan memungkinkan, mereka dengan sukarela akan meninggalkan kenyamanan mobil berpendingin ruangan, dansrrr… srrr… berolah dengkul menggowes sepeda

Jadi, sepeda atau sepedaan-nya?

“Gengsi pada akhirnya diukur bukan melulu harga sepeda, melainkan kemampuan mereka ber­sepeda.
Cycling is a new golf” kata Rivo.

Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb

Siang ini sekitar jam 13:00 sampai dengan 14:00 (sekitar) saya menyetir dan sambil menyimak radio Silaturahim AM 720 KHz yang sedang membahas topik lidah alias lisan. Berikut ini adalah catatan saya berdasarkan ingatan sambil nyetir, agar ini merupakan peringatan dan pembelajaran bagi kita semua, terutama sekali saya. Maaf bila ada kalimat yang tak akurat karena ini saya tulis setelah saya usai mengikutinya.

  1. Lidah atau lisan merupakan bagian dari anggota badan kita yang sering sekali kita gunakan. Dalam satu hari, berdasarkan sebuah penelitian dari medical school, lidah manusia bergerak sebanyak 3000 (tiga ribu) kali atau sekurangnya dalam sehari bergerak sebanyak 2200 kali.
  2. Aktifitas mengeluarkan suara merupakan sebuah kejadian yang kita tak bisa mengetahui seberapa besar kontribusi dari komponen yang menyebabkan suara tersebut terjadi: pita suara, bibir, lidah, rahang dan sebagainya yang semuanya bergerak dan berinteraksi sehingga menghasilkan sebuah suara. Subhanallah!
  3. Rasul pernah bersabda: “Potong separuh lidahmu dalam membicarakan saudaramu di belakang mereka” yang maksudnya adalah bahwa kita jangan membicarakan saudara kita sesama muslim, karena tergolong ghibah.
  4. Betapa besar peran lidah dalam menentukan amalan kita. Lidah bisa mengantarkan kita ke neraka jahanam atau membawa kita ke surga. Ucapan-ucapan yang menyakitkan akan mengantarkan kita ke neraka jahanam, dan Rasul secara tegas menganjurkan kita untuk “diam” bila tak bisa bertutur kata yang baik.
  5. Sebelum sampai ke lidah untuk menjalankan aksinya tentu sangat besar peranan hati yang menyebabkan lidah itu bekerja. Ungkapan indah yang membuat hati orang lain senang, membuat saudara kita bahagia, bisa mengantarkan kita ke surga. Contohnya bia saat berbincang dengan saudara kita, kemudian kita berucap “Masya Allah, betapa senangnya saya bertemu dengan Anda”. Ungkapan sederhana tersebut bermakna positif bagi yang mendengarkannya dan bisa mengantarkan kita ke surga.
  6. Marilah kita manfaatkan waktu kita untuk setiap saat dzikrullah mengingat Allah SWT. Sebuah kata sederhana “Subhanallah” hanya memerlukan 4 gerakan di lidah kita namun dampaknya sungguh luar biasa karena Allah menyukainya. Bagaimana bila kita bisa mengucapkan secara rutin “Astaghfirullahal adzim. Alladzi laalilahaillahuwal qoyyul hoyum wa atubu ilaikh” ….sudah menggerakkan 26 kali lidah kita, namun manfaatnya luar biasa.
  7. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan; karena dengan lidah yang pedih bisa menyebabkan pertarungan dan saling-bunuh antara dua kelompok. Dengan lidah bisa tercipta fitnah yang kemudian menyebabkan amarah dari yang mendengarkan sehingga pertikaian terjadi.

Subhanallah ….

Wallahualam bishawab

Wassalamualaikum wr wb

Gatot

Read Full Post »

 

Kalau sudah gak boleh masuk gini gimana ya?

 

Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb.

Acara di radio Rodja pagi hari (sekitar jam 6 sd jam 7) sangat sayang bila tak didokumentasikan. Untuk itu saya mencoba mendokumentasikannya. Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawabannya dari acara pagi ini (3 Sep 2012) dan juga beberapa saat yang lalu yang saya masih ingat. Semoga dengan adanya ini, kita bisa saling mengingatkan.

T : (tak jelas, karena saya baru menyimak radio)

J: Keutamaan yang diberikan Allah untuk kita adalah apabila kita bisa menjalankan segala sesuatu yang disunnahkan oleh Rasulullah. Rasul pernah mengatakan bila kita menjalankan semua yang dianjurkan dan dilarang Rasul maka pahalanya sama dengan 50 sahabat. Subhanallah …

T : 1.) Shalat fardhu terbaik bagi laki-laki adalah dijalankan secara berjamaah di masjid sedangkan shalat sunnah sebaiknya di rumah. Bagaimana kalau kita melaksanakan shalat sunnah di rumah setelah adzan, namun ketika sampai di masjid sudah masbuq? Saya mohon nasehat ustadz. 2.) Bolehkah kita mendirikan shalat qabliah sebelum adzan selesai dikumandangkan?

J : 1.) Pahala melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid itu 27 kali lipat; juga pahala mendirikan shalat sunnah di rumah adalah juga 27 kali lipat dibandingkan di masjid. Bila kita masih bisa membicarakan dengan pengurus masjid agar jarak antara adzan dan iqamah diperpanjang hingga 10 – 15 menit sehingga kita bisa shalat rawatib di rumah kemudian menuju masjid, itu paling baik. Namun bila pengurus masjid tidak mau, keutamaan mengikuti takbiratul ikhram pada shalat fardhu itu jauh lebih penting daripada anjuran sunnah, jadi segeralah pergi ke masjid. Bahkan Rasul mengatakan bila seorang muslim bisa mengikuti takbiratul ikhram selama empat puluh (40) hari berturut-turut maka ia bukan tergolong orang yang munafik. 2.) Boleh. Namun, keutamaan menjawab adzan itu jauh lebih baik dari pada mendirikan shalat qabliah. Jadi, utamakan dulu menjawab adzan.

T : Bagaimana hukum mendahulukan puasa syawal sebelum puasa qadha?

J : Puasa qaha merupakan hutang kita atas kewajiban menunaikan puasa selama sebulan penuh. Sedangkan puasa syawal adalh sunnah hukumnya. Allah mencintai umatnya yang mendahulukan yang wajib terlebih dahulu sebelum menjalankan yang sunnah. Jelas di sini bahwa puasa qadha harus didahulukan sebelum kita menjalankan puasa syawal.

T: Apakah setiap berdoa selalu menangis? Bagaimana kalau saya belum bisa menangis dalam berdoa? (pertanyaan minggu lalu)

J : Tak ada hadits yang menyatakan bahwa syarat berdoa adalah menangis. memang ada yang menganjurkan agar kita berdoa kepada Allah secara sungguh-sungguh dan kalau bisa sampai menangis sekalipun. Namun menangisnya harus karena Allah. kalau menangis karena situasi, misalnya karena semua orang menangis, berarti menagisnya bukan karena Allah.

T : Saya sudah terlanjur menyukai musik. Apa hukumnya apabila saya menyukai musik-musik religi?

J : Pada dasarnya Allah mencintai umatNya yang mendekati dengan cara yang disukai oleh Allah SWT. Kita memang suka berpikir bahwa suatu cara tertentu bisa mendekatkan diri ke Allah. Padahal sudah jelas semua ulama sepakat bahwa segala macam bentuk musik itu haram. Jadi, kita harus mendekatkan diri ke Allah dengan cara yang disukai Allah.

T : Mohon nasehat. Saya termasuk orang yang suka memberikan solusi masalah agama di lingkungan yang justru bukan tetangga saya. saya tak menyukai tetangga saya.

J : Hukum menjaga hubungan baik dengan tetangga sangat penting dan dimuliakan oleh Allah dan Rasul. Kita wajib memuliakan tetangga kita. Percuma juga kita berdakwah di tempat lain sementara kita tak menjaga hubungan baik dengan tetangga karena, misalnya, mereka menjalankan taklim yang tak sesuai dengan jalur kita.

Wallahualam bishawab

Wassalamualaikum wr wb.

Catatan saya:

Referensi tentang hukum mendengarkan musik

Read Full Post »