Alhamdulillah … Kemarin (Selasa 30/10/2018) merupakan hari yang mengesankan. Padahal sebenernya sehari sebelumnya saya lupa kalau ada janjian di hari Selasa. Begitu sadar lihat di calendar, langsung saya WA klien saya yang janjian mau ketemu di Anomali Coffee, World Trade Center. Tadinya saya pikir dia lupa, eh ternyata dia konfirmasi jadi ketemuan jam 13:00. Saya heran kenapa di calendar saya kok tertulis jam 12:00. Ah ternyata saat saya input saat itu saya sedang di Balikpapan sehingga waktunya WITA. Ha ha ha … Baru nyadar begini dampaknya.
Saya berangkat gowes sudah agak siang kemarin, sekitar jam 9:10. Pagi itu dapat flyer kajian sunnah dari mas Adrian Prasanto di Masjid Nurul Hidayah. Sempat bimbang karena pengen juga ikut kajian yang topiknya mencegah generasi muda jadi LGBT. Namun saya mikir, selesai kajian jam 11:00 sangat panas dan gak nyaman gowes ke WTC3. Akhirnya saya lewatkan kajian ini meski saya melewati rute tepat di depan masjid ini di daerah Tanah Kusir. Tancap gowes langsung aja ke WTC3.
Jalanan lumayan nyaman meski agak padat saat mau naik Simpang Semanggi. Sengaja saya lewat jalan tembus di Plasa Semanggi menuju Dr. Satrio dan muter balik masuk ke Jl. Bek Murad. Bisa dikatakan saya tak pernah lewat jalur ini.
Setibanya di WTC belakang, saya langsung menuju Masjid Jend Soedirman untuk melihat ada tidaknya space untuk parkir sepeda. Ternyata ada. Makanya saya gowes lagi menuju warung Soto Lamongan yang kelihatannya yummie banget. Sebelumnya saya muter2 sekitar Karbela namun gak nemu kafe yg OK. Ada sih namanya Fagiola Coffee …namun bingung parkir sepeda dan males berurusan dengan Satpam. Ya udah …nyoto aja dah! Krena juga belum sarapan pagi.
Luar biasa sotonya: ada ndog godog nya. Mantab nih! Jarang banget soto yang ada ndog nya. Wuih lahap dah! Kayaknya bakalan balik ke warung ini lagi nih.
Setelah melahap satu porsi, saya gowes balik ke Masjid dan mendapatkan parkir yang aman punya. Jam sudah menunjukkan 11:05. Sebentar lagi Dzhuhur BMW.
–
Asik juga dapat shaf pertama dan masjid masih sepi sekali. Sebelumnya sempat WA Bro Rully yang sering ikut kajian sunnah si masjid ini.
Bada shalat Dzhuhur berjamaah, ada kajian bagus yang saya akan tulis di artikel terpisah di sini. Bagus soalnya.
Bada kajian saya langsung menuju WTC3 yang qadarullah, ternyata merupakan bangunan di sebelah masjid Jend Soedirman ini. Alhamdulillah! Ini nikmat ketiga yang saya alami. Nikmat pertama adalah bisa gowes nyaman dan selamat. Nikmat kedua adalah kajian yang bagus. Sepeda tetap saya tinggal di posisi semula dan saya jalan menuju WTC3.
Pas masuk, ternyata di lobby inilah ada Anomali Coffee dan pembelinya banyak. Alhamdulillah klien saya, Bu HM, telah datang lebih dulu dan menempati meja buat dua orang. Mantab. Saya order kopi item tanpa susu, tanpa gula plus tuna sandwhich. Tadinya mau order donat, lha kok harganya Rp 40 ribu. Opo tumon?! Pasti itu manis sekali, di dalamnya ada coklat padat gula. Ogah ah. Mahal pulak – donat sebiji kok petang puluh ewu to ndhul!
Janjian dengan Bu HM ini sudah dijadwalkan tiga pekan lalu, jadi ya asik juga bisa ketemu. Bu HM adalah Direktur Keuangan sebuah lembaga penelitian. Ini sebetulnya saya memenuhi janji saya untuk dialog tentang hal, apa lagi kalau bukan change management, yang sulit dilaksanakan bila kalangan senior tak mendukung, masih terkotak dengan pola pikir lama. Memang sih, tak ada business deal dalam pertemuan ini karena memang target saya adalah mendengarkan apa yang beliau sampaikan, kemudian dibahas bersama. Pekerjaan konsultan memang harus lebih banyak mendengarkan karena hal inilah yang sebenernya dibutuhkan klien. Saya hanya memberi komentar kalau beliau minta pendapat. Itupun selalu saya mulai dengan mengulang apa yang sebelumnya dikatakan klien. “Jadi, menurut ibu dukungan dari senior sangat dibutuhkan dan kadang perlu reward & recognition ya bu …. “. Itu kalimat pembuka saya yang sebenarnya hanya “pengulangan” dari pernyataan beliau. Dengan mengulang apa yang beliau ucapkan, beliau merasa diperhatikan sehingga hawa empati muncul. Dialog yang menyenangkan. (Di tenagh dialog sempat bertemu Vera Adjaz yang kebetulan lewat — sempat ngobrol sejenak karena sudah bertahun-tahun tak pernah kontak | Dia mengabarkan bahwa PriceWaterhouse baru pindah kantor ke WTC3. Saya kenal Vera saat saya bekerja di Price Waterhouse Consulting — tahun 1994 sd 1997). Tanpa terasa, pertemuan harus diakhiri sebelum jam 15:00 san alhamdulillah tepat adzan Ashar. Saya langsung menuju masjid utk shalat.
Selesai shalat dapat WA dari temen, Halim Gunawan, ngajakin ketemuan di lobby Standard Chartered, jl. Dr. Satrio. Saya sanggupi. Waktu sudah pukul 16:15. Inilah enaknya kalau gowes, mobilisasi cepat, karena saya bilang ke Pak Halim bahwa dalam 15 menit saya sampai di TKP. Pada kenyataannya hanya 10 menit, ditambah melipat sepeda 2 menit … ya pas lah 12 menit … he he he ….
Kami bertemu bertiga, ditambah mas Herry Kuswara, senior saya di ITB dan sekaligus suami dari temen saya di TI 79, Anie Andayani.
Ngobrol sambil ngopi ini produktif karena fokus pada satu hal: Pak Halim Gunawan mengajak kerjasama menggarap penugasan uji-tuntas (due dilligence) akuisisi perusahaan asing. Whoaaaa ….peluang seperti ini selalu menarik bagi saya karena harus bicara yang strategis. Karena pentingnya hal ini, saya akan tulis artikel berbeda tentang hal ini di blog saya lainnya The Value Quest.
Yang ingin saya rangkum dari hari yang mengesankan ini adalah:
- Bergeraklah, maka akan kamu jumpai banyak hal. Ini adalah nasehat dari teman baik saya di WIKA, mas Farid Nur Aidy, yang ketika saya mintai nasehat saat bertemu di Wika Tower 2 sekitar 2 bulan lalu mengatakan: “Gerak – Sabar – Syukur” (GSS). Maasya Allah … Benar juga, saya hari Selas pagi tetapkan untuk bergerak, kemudian sabar dengan apapun yang saya hadapi — termasuk musti menunggu shalat dan bersyukur terhadap nikmatNya.
- Memulai sesuatu tanpa harus dengan harapan adanya imbalan bisnis (pertemuan dengan Bu HM) justru membuat diskusi nyaman, santai dan fokus. Bahkan saya janji akan membantu beliau mencarikan narasumber buat strategic meeting yang akan beliau jalankan di organisasi beliau.
- Allah Taala Maha Pemurah dan memberikan rezkiNya dari arah yang tak terduga. Saya merasa mendapatkan rezki luar biasa dengan hadir di kajian sunnah yang tadinya tak saya rencanakan. Saya mendapatkan jawaban dari apa yang selama ini saya pikirkan dari kajian ini. Ini jelas rezki luar biasa. karunia tiada tara karena setelah mendapatkan rezki ini saya semakin semangat shalat Subuh berjamaah karena pak ustadz menjelaskan dengan baik sekali. Tak hanya itu … Allah Taala juga memberi rezki dunia yaitu adanya peluang bisnis dengan Pak Halim Gunawan. Ini jelas luar biasa meski belum jadi proyek. Esok harinya (Rabu) saya menggarap proposal dengan Pak Halim, namun saya kerjakan dari rumah, sedangkan Pak Halim dari kantor beliau. Maasya Allah …nikmat sekali bisa bekerja dari rumah.
Alhamdulillah … Senang sekali menutup hari yang mengesankan ini. Tulisan ini baru sempat saya tulis tgl 31 Oktober sore dan saya tuntaskan 1 November 2018 sore, bada Ashar.
Salam,
–