Feeds:
Posts
Comments

Bada Ashar ini tadi saya tiduran leyeh2 sambil baca artikel. Tiba-tiba saya tertarik mengambil gambar pemandangan yang saya lihat dari jendela kamar saya dan fokus saya justru pada deretan genteng yang tersusun rapi dan kelihatan kokoh. Saya berpikir, mereka ini sudah berada di tempatnya sangat lama, rasanya sudah lebih dari 20 tahun karena tepatnya saya menempati rumah ini sejak 2003. Terbayang di saya bila deretan genteng ini ternyata tidak kokoh alias ada yang berlubang atau susunannya bergeser, maka saya dan keluarga sudah kerepotan terutama saat hujan tiba. Saya juga tidak ingat apakah pernah kejadian bocor dari genteng yang bergeser. Tapi yang pasti, saya merasa bahwa susunan genteng yang terlihat rapi di foto ini sudah melindungi saya dan keluarga dalam waktu yang lama. Alhamdulillah.

Pemandangan seperti ini membuat hati lega dan nyaman meskipun dari foto di atas sebenarnya tidak ada satupun yang spektakuler. Saya justru menikmati suasana seperti ini seperti halnya saya menikmati keindahan pantai di Pulau Bali, misalnya. Semuanya menjadi indah bila kita memilihnya sebagai suatu keindahan, tanpa ada paksaan. Artinya, yang namanya wisata atau healing bisa dilakukan kapan saja di tempat manapun bahkan ketika melihat comberan sekalipun. Jadi ingat, saya pernah berhenti mancal pedal sepeda dalam perjalanan sepeda ke Kaliurang dari Candi Prambanan, meendengar bunyi suara air gemericik, saya berhenti untuk menikmati kali tersebut. Nanti kalau ketemu fotonya, akan saya posting di situs ini.

Edit beberapa menit setelah posting ini (Alhamdulillah fotonya ketemu di Google Photos) ….

Yogya, 14 Nov 2022 sekitar pukul 11:00. Saat itu baru berpisah dengan mas Bambang Setyanto yang menemani mancal pedal di sekitar Candi Prambanan. Kemudian saya lanjut mandal sendiri menuju Kali Urang, tepatnya mau ngopi di kafenya mas Pepeng “Klinik Kopi”. Saat terik matahari saya mendengar gemericik suara air mengalir. Maka saya berhenti untuk menikmatinya. Masyaallah ….asyik banget …sambil minum air mineral menikmati air mengalir di kali. Airnya jernih lho ….

Selamat menikmati wisata ….

Salam,

GW 09/05/2024

Masyaallah … Ini luarbiasa tingkat iman seseorang dengan satu kaki mengikuti qiyyamul lail 10 rakaat dengan imam membaca secara total 3.5 juz Al Quran.

Bagaimana dengan saya?

https://youtube.com/live/NNRam9i7CV8?si=W1LhX9uaMVjy5-Af

Ketika mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan. (Fussilat:20)

Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab). (Yasin:32)

Ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan. (Surat Qaf: 20)

Diposting di sini agar selalu ingat distribusinya di waktu shalat yang mana. Semoga kita semua bisa menjalankannya. Aamiin🤲

Masyaallah ….baru kali ini mendapatkan pengemudi Grab yang nyunnah, nyetel radio yang khusus kajian ilmiah Islam sepanjang perjalanan, pas acaranya sedang murotal Quran. Kemudian byambung ke kajian ilmiah selanjutnya. 

Sejak pake taksi online lebih dari 5 tahun lalu, baru kali ini ada pengemudi yang nyetel radio yang full tentang kajian Islam tanpa ada upaya mengecilkan volumenya, teguh imannya karena dia paham betul bahwa kalamullah itu yang terbaik dan tidak ada yang lebih baik sampai kapanpun sehingga dia yakin betul. Masyaallah🤲. Dalam dialog dengan saya dia mengatakan memang ada kalanya penumpang yang kurang nyaman sehingga ia kecilkan volume. Pernah ada yang nyetel youtube kenceng seolah memberi tahu agar pindah channel, kemudian ia kecilkan volume. Namun bila tidak ada tanda2 minta diganti, ia tetap nyetel radio kajian tersebut sepanjang perjalalanan.

Semoga Allah selalu merahmati pengemudi soleh bernama Mohamad Nurwicaksono ini. Aamiin🤲☕

Bagus nih untuk diikuti … Mantab.

Larangan tajassus, yaitu memata-matai keburukan seseorang, baik itu dengan mata penglihatan maupun dengan pendengaran. Ini hal yang dilarang oleh agama Allah. Karena setiap orang pada dasarnya memiliki aib dan dia memiliki cacat. Tidak ada orang yang sempurna di muka bumi ini. Masing-masing mempunyai kekurangan dan aib. Bahkan sebagian salaf dahulu ketika menggambarkan tentang diri mereka dimana ini menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku tawadhu dan ketakwaan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sampai ada di antara mereka yang mengatakan, “Seandainya dosa itu merupakan sesuatu yang tercium baunya, maka tidak ada seorang pun yang akan mendekati aku.” Ini menunjukkan bagaimana takwanya mereka pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sifat ini seyogianya harus kita selalu tanamkan dalam diri kita. Bertakwa dengan melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan Allah, memberikan hak kepada setiap yang berhak, mencintai kaum muslimin dengan menginginkan kebaikan bagi mereka. Seorang mukmin mencintai saudaranya. Ketika dia melihat aib saudaranya, maka dia berupaya untuk menutupi aib saudaranya, bukan dia menyebarkan dan membesar-besarkan kepada manusia. Karena tidak ada seorang pun yang luput dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Maka apabila seorang telah menutupi aibnya, sudah seyogianya seorang muslim yang mengetahui aib orang itu juga menutupinya. Lain halnya dengan orang yang melakukan perbuatan munkar secara terang-terangan dilihat oleh manusia, ini lain perkaranya.

وعن معاوية – رضي الله عنه – قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يقول: «إنَّكَ إنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ المُسْلِمينَ أفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ».

Dari Mu’awiyah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya engkau itu jika terus membuntuti -mencari-cari- aib -kekurangan- kaum Muslimin, berarti engkau telah merusak mereka atau sudah mendekati engkau merusak mereka.’” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menjelaskan kepada kita bagaimana keinginan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam supaya komunitas kaum muslimin senantiasa terjaga dan terpelihara. Sehingga, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengarahkan dan membimbing umat ini . Manusia yang paling mencintai umatnya adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya jika engkau selalu dan terus-terusan mengikuti/membuntuti aib-aib orang-orang Muslimin, berarti engkau telah merusak mereka.”

Dikatakan oleh nabi bahwa dia telah merusak. Karena dengan terbukanya aib seseorang, berarti kehormatan orang ini akan rusak. Oleh karena itu dilarang oleh Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Seorang lebih baik mengintrospeksi dan memeriksa dirinya, daripada memantau kesalahan-kesalahan dan aib-aib seorang seorang muslim.

Simak selengkapnya: https://rodja.id/5c2

Berikut ini pdf file yang saya stabilloin setelah membaca tafsir Ibnu Katsir …