Feeds:
Posts
Comments

Archive for July, 2009

Assalamualaikum wr wb.

Bagaimana kabar Anda di hari Jumat yang mulia ini? Semoga Allah swt berkenan merahmati Anda sehingga pada hari semua amalan ibadah Anda hari ini dan selanjutnya diterima Allah swt.

Sudah lama rasanya tidak menulis tentang Jildhan-29, sepeda lipat kesayangan saya. Ya ya ya ..sepeda ini telah mengantarkan saya ke berbagai jenis masjid baik yang di pinggir jalan besar maupun yang masuk gang-gang …itulah nikmatnya naik sepeda…mau shalat dimana aja bisa. Kalau naik mobil? Tidak sefleksible naik sepeda karena alasan tempat parkir dan sebagainya.

Tak terasa hampir setahun saya menggunakan Jildhan-29 ini baik untuk ke kantor maupun uruan macem-macem lainnya. Tepat tanggal 30 Juli 2009 kemarin si Jildhan-29 mengalami upgrade cukup mendasar, yaitu bottom brackett (BB)  nya saya ganti dengan yang baru. Ini adalah saran dari temen karena pedal saya sering bunyi ‘thek thek thek’ …akhirnya dua teman saya yang pakar di bidangnya: Otto Hantoro dan Lutfi Sepeda menyarankan saya ganti. Kemarin saya gantilah BB tersebut yang tipe pakai bearing. Whooaaaaa….setelah diganti ternyata jadi ngelenyerrrr…serrr …serrr …serrr…jadi huenak tenan ngonthelnya ..wis jan top markotop! Mulai kemarin sore, saya sudah pakai Jildhan-29 dengan BB yang baru. Larinya kuenceng! Saya jadi nggak enak sama pengendara kendaraan bermotor yang kemarin sore ada puluhan yang saya salip bukan karena kehendak saya, namun si Jildhan-29 udah emoh jalan pelan. Bahkan pengendara MTB yang biasanya ‘sok ngeledek’ Jildhan-29 karena bertubuh kecil …kemarik pada keok semua. Pagi ini juga ada yang gaya sok mau nyalip Jildhan dari trotoar .. Eeeeiittszzzz …tunggu dulu! Jildhan-29 bukanlah sekedar seli tahuk! Sekarang udah upgraded menjadi super duper seli yang siap mengantar penunggangnya secara cepat sampe tujuan …serr…serr…serr .. wes e wes e wes .. buablaszz angine ..!!! ha ha ha ha ha …

Pagi ini pun sampe di kantor super cepat …Seperti biasa, abis ngonthel ya makan buah dulu sambil mengeringkan keringat … wah jan suegerrrrr ….

Nangkring di tukang buah langganan ...

Nangkring di tukang buah langganan ...

Sarapan buah memang segerr dan sehat ..apalagi abis ngonthel..biyuh sedaaaappp ...!!!

Sarapan buah memang segerr dan sehat ..apalagi abis ngonthel..biyuh sedaaaappp ...!!!

Bike Everyday makes you healthy …!!!

Wass,

G

Ini lho yg namanya bottom brackett! (poros dimana pedal bertumpu).

Ini lho yg namanya bottom brackett! (poros dimana pedal bertumpu).

Minggu lalu Jildhan-29 juga bersolek, nambah lampu mata kucing yang 'byar pet byar pet' terang banget ..plus speedometer!

Minggu lalu Jildhan-29 juga bersolek, nambah lampu mata kucing yang 'byar pet byar pet' terang banget ..plus speedometer!

Read Full Post »

Enam Pertanyaan

https://i0.wp.com/thestartingfive.net/wp-content/uploads/2008/02/question.jpg

Assalamualaikum wr. wb.

Di hari Jumat kemarin, 24 Juli 2009, seorang anggota milis yang saya ikuti memposting tulisan ini. Memang rasanya saya sudah pernah membaca, namun kemarin hati saya sontak menekuni setiap pertanyaan ini. Saya posting di sini sebagai bahan renungan kita bersama. Semoga bermanfaat. Wass, Gatot

——————

Syahdan, seorang Guru sedang berkumpul dengan para Santri.

Lalu, Sang Guru mengajukan 6 pertanyaan kepada para murid-nya.

Pertanyaan Pertama,

” Apa yang paling ” DEKAT ” dengan diri kita ?? ”

Murid: orang tua, guru, teman dan kerabatnya.

Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah ‘mati’.

Sebab itu sudah janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Oleh karena itu sudah siapkah kita mati? Bekal apakah yang akan kita bawa mati?

Pertanyaan Kedua,

” Apa yang paling “JAUH” dari diri kita ??”

Para Santri ada yang menjawab : Negeri China , bulan, matahari dan bintang-bintang.

Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar.

Tapi yang paling jauh dengan diri kita adalah ‘masa lalu’.

Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak  bisa kembali ke masa lalu.

Oleh karena itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Allah.

Pertanyaan Ketiga,

” Apa yang paling “BESAR ” didunia ini ??”

Murid-murid menjawab : Gunung, bumi dan matahari..

Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar.

Tapi yang paling besar di dunia ini adalah “nafsu”

Justru nafsu yang menguasai diri kita, menyebabkan manusia gagal menggunakan akal, mata, telinga dan hati yang dikaruniakan Allah untuk hidup dengan benar.

120620093910

Pertanyaan Ke empat,

” Apakah yang paling “BERAT” didunia ini ??”

Murid : baja, besi dan gajah.

Sang Guru menjelaskan bahwa jawaban yang mereka berikan adalah benar.

Tapi yang paling berat adalah “memegang amanah”

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan malaikat, semua itu tidak mampu ketika Allah meminta mereka untuk menjadi kholifah (pemimpin) di muka bumi ini.

Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah, namum manusia lupa akan janjinya pada Allah dan ingkar terhadap amanah.

Pertanyaan Ke lima.

” Apa yang paling “RINGAN” di dunia ini ??”

Murid-muridnya ada yang menjawab : kapas, angin, debu dan daun-daunan.

Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar.

Tapi yang paling ringan didunia ini adalah “meninggalkan sholat”.

Gara-gara pekerjaan dan urusan dunia, kita dengan mudah meninggalkan sholat.

Pertanyaan ke enam,

” Apa yang paling “TAJAM ” di dunia ini ??”

Murid-muridnya dengan serentak menjawab Pedang.!!.

Sang Guru menjawab benar, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”.

Karena manusia dengan begitu mudah menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Read Full Post »

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS Al-Baqarah 2:30)


https://i0.wp.com/www.allah.org/allah.jpg

Teroris beraksi lagi dengan meledaknya dua bom di dua hotel berbintang lima: JW Mariott dan Ritz-Carlton pada waktu hampir bersamaan di pagi hari Jumat, 17 Juli 2009. Saat ledakan terjadi, saya sedang makan buah sebagai sarapan setelah bersepeda dari rumah. Begitu masuk ruang kerja di lantai 22, seorang kawan memberitakan hal ini.

Setiap orang mengecam tindakan biadab ini. Pihak berwajib masih terus melacak identitas pengebom. Terlepas dari itu semua kita coba telaah kembali Quran surah Al Baqarah ayat 30. Dialog antara Allah swt dan malaikat-malaikatnya ini terjadi sebelum penciptaan manusia (khalifah) yang telah dicurigai oleh malaikat akan membuat kerusakan. Ternyata kita semua faham bahwa ada sebagian manusia yang memang perusak dan Allah swt mengetahui hal ini. Kita juga faham dan yakin bahwa kondisi apapun yang diberikan Allah swt kepada kita pasti merupakan yang ‘terbaik’ – kalau Dream Theater di album terbarunya ‘Black Clouds & Silver Linings’ mengatakan ‘The Best of Times’ yang merupakan  salah satujudul dari enam lagunya di album ini. Ya..kita harus yakin bahwa ini pasti yang ‘terbaik’ karena Allah Yang Maha Pemurah tak mungkin memberikan kita yang jelek, selalu yang terbaik.

Lalu, bagaimana kita musti bersikap?

Kalau di lubuk hati paling dalam kita sudah haqul-yaqin bahwa ini memang terbaik, tentu ada hikmah dari semua peristiwa ini. Kita bisa uraikan banyak sekali hikmah yaitu antara lain adanya ujian dari Allah swt kepada kita semua, atau mungkin juga suatu peringatan bagi kita semua (umat ciptaanNya) karena kita semakin jauh dariNya? Bukankah kita tahu bahwa sebenarnya Allah itu dekat, kalau memang kita mau mendekatiNya. Kita perlu introspeksi diri mengenai hal ini. Pada khutbah Jumat lalu, khatib (ustadz Dr Syafii Antonio) mengatakan bahwa kita ini jauh dari syariah karena kita tidak membawa Quran di kehidupan kita: di pekerjaan, bisnis, atau kegiatan apapun yang kita lakukan sehari-hari.

Sedangkan kita meyakini bahwa kepada Allah lah kita menyembah dan kepadaNya pulalah kita minta pertolongan. Teroris semakin hari semakin canggih dan kita semakin tak sanggup mendeteksi gerak-geriknya. Padahal dua hotel berbintang tersebut telah memiliki penjagaan keamanan ekstra ketat berlapis-lapis. Namun tetap saja kita kebobolan. Untuk itu, marilah kita semua bersatu meminta pertolongan kepada Allah swt karena hanya Dia lah dzat Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Mengatur yang bisa menyelesaikan permasalahan pelik bangsa ini.

Agar Allah mendengar permohonan kita, maka kita harus berusaha keras mendekatiNya. Salah satu cara efektif untuk mendekatkan diri ke Allah swt sehingga Dia berkehendak membantu kita adalah dengan menegakkan shalat. Mengapa? Karena shalatlah yang pertama kali akan dihisab pada yaumul-qiyyamah, hari penghabisan. Kedudukan shalat menjadi sangat penting karena kalau ini tidak tegakkan, amal lainnya tak ada artinya. Keutamaan shalat bagi mukmin adalah bila dikejakan secara berjamaah di masjid pada awal waktu (BMW). Sedangkan sebaik-baiknya shalat bagi kaum wanita adalah di rumahnya, pada awal waktu juga.

Bila kita melaksanakan shalat berjamaah di masjid pada awal waktu secara rutin sehari lima kali dan semakin hari semakin banyak dari kita yang mengerjakannya, insya Allah pertolongan Allah swt segera turun.

Mari shalat BMW! (Berjamaah di Masjid pada awal Waktu) ….

Read Full Post »

Nukilan berita ini diambil dari blog kang Eep dengan tajuk Tukang Becak Naik Haji

wahid.jpg

Tidak semua sosok penarik becak berada dibawah garis kemiskinan dan kumuh. Haji Wahid (56),penarik becak, yang biasanya mangkal di kawasan Gunung Pereng Kec. Cihideung, Tasikmalaya, adalah sosok lain dari seorang penarik becak. Selain santun, Wahid ulet dan rajin menabung. Buah dari semua itu, ia bersama istrinya Hj. Siti Hujaenah, bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 2004.”Saya bersyukur, karena dari hasil cucuran keringat ini, bisa naik haji dan menyekolahkan anak,” kata Hawid saat ditemui di Terminal Bus Tasikmalaya, Jumat (5/5).

Pada tahun 1972 Wahid memulai bekerja sebagai penarik becak di Gunung Pereng. Ia mendapatkan becaknya dari hasil kredit yang dibayarkannya setiap hari. “Waktu iu saya mencicil Rp 150,00/hari. Cicilan itu, saya bayar selama kurang lebih setahun,” kata warga Jl. Paseh Kota Tasikmalaya ini.

Lunas membayar becak, ayah tiga anak ini mulai menabung untuk membeli tanah buat tempat tinggalnya. Berkat kerja keras siang dan malam menarik becak, serta kedisiplinannya dalam menggunakan uang, ia mampu membeli tanah dan membangun rumah. “Sebagian dari hasil menarik becak, saya tabungkan untuk berbagai keperluan,” katanya.

Lalu ia kembali mengambil cicilan becak, dengan harapan bisa disewakan kepada rekan lainnya. Ternyata cara itu cukup menambah penghasilan bagi Wahid. Dari satu becak, lalu sampai akhirnya tahun ini, ia bisa memiliki 40 becak. “Di antaranya, 25 becak milik saya disewakan dengan tarif Rp 4.000,00/hari. Sisanya, saya kreditkan kepada orang lain,” ujarnya.

Tidak hanya itu, sejak punya dua becak, keluarga ini menabung agar bisa naik haji. Tak ada target harus berapa besar tabungan terisi setiap bulannya. Wahid hanya menyisihkan uang dari hasil usahanya, setelah digunakan untuk makan serta kebutuhan sehari-hari.

Ia juga berhasil menyekolahkan ketiga anaknya dengan baik. Anak pertama, Wawan lulusan Diploma 2, adiknya Eva jebolan SLTA. Si bungsu Dedi, masih sekolah di SMA.

Setelah becaknya bertambah, ia akhirnya mendirikan kamar kontrakan di daerah Gunung Pereng, Kota Tasikmalaya. Saat ini, ada 25 kamar yang disewakan oleh Wahid. Setiap kamarnya, disewakan Rp 85.000,00/bulan. “Lumayan untuk menambah penghasilan,” katanya.

Setelah merasa tabungan yang dikumpulkannya selama 30 tahun jumlahnya cukup, pada tahun 2003 ia mendaftarkan diri untuk berangkat haji beserta istrinya. Pada tahun 2004, Wahid bisa pergi ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Perasannya, benar-benar bahagia karena sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ia bisa pergi ke tanah suci.

Hingga kini sekarang Wahid yang rajin ibadah ini, tetap mengayuh becak. Sehari ia kadang mendapatkan Rp 10.000,00 hingga Rp 20.000,00. Tapi kadang dia juga sama sekali kosong. Tapi semua itu, dijalani dengan kesabaran, keuletan, dan kerja keras.

Wahid bisa membuktikan bahwa penarik becak juga bisa hidup dengan baik.

Sumber: Pikiran Rakyat, 6 Mei 2006

—————

BAHASAN

Subhanallah! Dari kisah Pak Wahid di atas, semakin jelas bahwa beliau ini telah benar-benar melaksanakan VALUE Driven Life dalam arti sesungguhnya. Seperti konsep VALUE yang merupakan singkatan:


Pak Haji Wahid paham benar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan pada akhirnya kita akan kembali ke Allah swt dan hidup di akhirat. Pak Wahid memiliki visi yang jelas tentang kehidupan dengan orientasi kepada akhirat. Visi tersebut tidak hanya ada di kepalanya, namun juga ia praktekkan dalam bentuk ‘rajin beribadah’ termasuk di sini adalah menarik becak yang merupakan ibadah asalkan niatnya adalah untuk mendapatkan ridha Allah swt. Pelaksanaan ibadah tersebut  (action) ia laksanakan dengan niat mencapai kemuliaan kehidupan akhirat (vision). Allah swt memberikan rizkinya karena pak Wahid telah melaksanakan kehidupan dengan pandangan hidup yang benar, serta rajin beribadah. Berkembangnya usaha pak Wahid dari tukang beca khingga bisa memiliki banyak becak untuk disewakan dan bahkan persewaan kamar merupakan bukti nyata kemurahan Allah swt bagi hambaNya yang bertaqwa. Pak Wahid sadar betul bahwa dunia adalah ladang amal sebagai tabungan kehidupan di akhirat pada akhirnya nanti. Buah usaha pak Wahid pun bukan digunakan untuk kemewahan dunia, namun untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya. Subhanallah!

Ini juga pelajaran bagi kita yang sudah mampu, sudah memiliki mobil banyak, rumah banyak, fisik sehat namum belum naik haji. Padahal berangkat haji menjadi wajib bagi yang sudah mampu. Sudah saatnya kita belajar dari Pak Haji Wahid ini. Semoga kita termasuk umat yang dimuliakan oleh Allah swt di hari khiamat nanti. Amin ya Rabbal alamiin …

Wass,

G


Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb.

Kolom Qobasat dari majalah Tarbawi edisi 208, halaman 21 memuat “Enam Hal Yang Harus Ditakuti Oleh Seorang Mukmin” :

  1. Takut kepada Allah, jangan-jangan Allah mencabut keimanan kita.
  2. Takut kepada malaikat pencatat amal, jangan-jangan mereka menulis amal kita dengan catatan yang sangat memalukan pada hari kiamat nanti.
  3. Takut kepada setan, jangan-jangan setan berhasil merusak amal yang kita kerjakan.
  4. Takut kepada malaikat Izrail, jangan-jangan mencabut nyawa kita saat kita lupa kepada Allah.
  5. Takut kepada dunia, jangan-jangan dunia itu membuat kita terlena sehingga kita melupakan urusan akhirat.
  6. Takut kepada keluarga kita sendiri, jangan-jangan mereka telah menyibukkan kita untuk memenuhi urusan mereka, sehingga kita melupakan ketaatan kepada Allah.

(Usman bin ‘Affan)

Sudahkah kita merasa takut kepada enam hal di atas?

Memang ketakutan paling dahzyat adalah bila Allah telah mencabut keimanan kita karena ketakutan yang lain tidak kita ‘manage’ dengan baik. Secara gak sadar mungkin kita, terutama kaum ayah, yang sepanjang minggu bekerja dan pada akhir pekan ingin menyenangkan keluarga dengan mengajak jalan-jalan ke mall. Mungkin lengah sehingga suara adzan kabur dan shalat fardhu telat beberapa menit. Atu, karena kecintaan kita kepada dunia sehingga terpesona dengan barang dagangan atau hiburan yang dijajakan di mall, kita lupa dzikrullah. Dan, pada saat ini misalnya malaikat Izrail mencabut nyawa kita, betapa kita masuk ke dalam golongan yang sangat merugi. Mungkin kita tidak sadar bahwa di mall-mall itulah banyak setan bekerja secara solid menggoda iman kita supaya melupakan Allah dan mencintai dunia. Tak salah pula bila malaikat pencatat amal menulis catatan yang sangat memalukan kita di hari kiamat kelak.

Iyya kana’budu wa iyyaa kanas’tain … Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita minta pertolongan …   agar diberi kuasa mengendalikan enam hal tersebut sehingga kitameniti ke jalan taqwa yang lurus. AMiiin …

Wassalamualaikum wr wb.

G

Read Full Post »

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.  (QS 20 : 132)

Ayat ini dibahas dalam khutbah Jumat lalu di masjid Baitul Ihsan. Dengan ayat ini sudah menjadi jelas dan tegas bahwa kita, terutama sebagai ayah, diperintah oleh Allah untuk memerintah anak-anak kita, istri kita untuk mendirikan shalat.  Bila kita dalami lebih jauh makna dari ayat ini, ada beberapa hal yang menurut saya perlu ditekankan:

  • Ayat ini merupakan firman Allah swt kepada umatNya agar “memerintahkan” keluarga kita mendirikan shalat. Ini sudah cukup menjadi dasar bagi kita sebagai orang tua untuk memerintah anggota keluarga kita melaksanakan shalat, apapun alasannya. Kalau perlu, kita bisa menjalankan perintah dengan tangan besi, agar anggota keluarga kita mendirikan shalat. Dalam suatu hadits saya teringat bahwa seorang anak usia di atas 8 tahun bahkan Rasul mengijinkan untuk memerintah dengan cara memukul (tentu tidak keras) anak kita agar mereka mau shalat.
  • Selain itu kita juga mafhum bahwa hidayah adalah semata milik Allah swt. Bila kita telah memerintahkan keluarga kita melaksanakan shalat namun di saat orang tua tidak ada mereka tidak mendirikan shalat, Allah swt tentu tidak menganggap tindakan kita sia-sia. Untuk itulah Allah swt memerintahkan kita untuk bersabar. Dan tidak berhenti sampai di sini, Allah swt akan membuka pintu rizki bila kita melaksanakan perintah di ayat ini dan bersabar. Subhanallah! Betapa beruntungnya bagi kita yang melaksanakan perintah Allah swt ini.

Wass,

G

080320092963

Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb.

Khatib Jumat kali ini membahas delapan cara dalam membaca Al Quran dan yang paling penting adalah cara terakhir (ke delapan) yaitu membaca Al Quran dengan mentaddaburinya, dengan penghayatan yang sepenuh-penuhnya. Ibaratnya Al Quran itu merupakan software dan diri kita adalah hardware, maka agar software bekerja dengan baik diperlukan hardware yang cocok (kompatibel). Nah, bagaimana hardware yang kompatibel ini?

Khatib membahas dengan menggunakan surah Al Baqarah ayat 1 sampai dengan 5. Sebelumnya beliau menekankan bahwa Al Fathihah merupakan rangkuman, sari pati, dari awal hingga ujung akhir dari kandungan Al Quran sedangkan inti dari Al Fathihah adalah “iyyaa kana’budu wa’iyya kanasta’iin” (Hanya kepadaMul-ah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami mohon pertolongan). Al Baqarah mendapat kehormatan untuk mengurai secara detil apa yang dicantum di Al Fathihah yang merupakan surah pertama di Al Quran.

Ada lima hal yang diperlukan agar kita bisa kompatibel dengan Al Quran:

  1. Beriman kepada yang ghaib. Artinya bukan mistik, seperti di Indonesia, namun percaya dengan seyakin-yakinnya bahwa yang namanya FAKTA adalah apa-apa yang Allah swt katakan dan janjikan di dalam Al Quran. Lupakan indra mata, pendengaran dan juga pikiran serta asumsi Anda, percayalah sepenuhnya kepada apa yang dikatakan dan dijanjikan Allah swt di dalam Al Quran.
  2. Mendirikan shalat. Di surah Thaha Allah berfirman bahwa kita diperintahkan untuk mendirikan shalat di rumah kita sehingga keluarga kita mendirikan shalat. Umar bin Khatthab saat memimpin shalat dibunuh orang dengan tujuh tusukan. Tiga tusukan pertama tidak ia rasakan sampai pada tusukan ke empat ia ambruk. Ini karena ia begitu teguh mendirikan shalat sekalipun telah dibacok. Pada saat sadar, kalimat pertama yang ia ucapkan adalah: “Apakah kalian sudah menyelesaikan shalat?” – bukan siapa yang membacok dirinya. Subhanallah !!!
  3. Menafkahkan sebagian rezeki, membayar zakat, sodaqoh. Memiliki keberanian melakukan jihad harta untuk meninggikan kalimatullah “Laa ilaha ilallaah …!!!”.
  4. Beriman kepada kitab (Al Quran) dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
  5. Yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Semua persyaratan kompatibilitas ini diuraikan di Al Baqarah ayat 1 sd 5.

Kompatibelkah kita?

Wassalamualaikum wr wb.
G

[Inti sari khutbah Jumat di Masjid Baitul Ihsan (BI), 10 Juli 2009 – 17 Rajab 1430 H]

Pendalaman materi khutbah ba’da shalat Jumat.
Catatan:
Khutbah ini sungguh berarti bagi saya peribadi. Kisah terbunuhnya Umar bukan pertama kali saya dengar. Namun karena Khatib membawakan dengan penjiwaan sangat baik , saya tak kuasa menahan air mata mendengar khutbah beliau. Ada dua hal yang mengganggu saya:
  • Betapa mulianya akhlak Umar sehingga pada saat wajahnya menghadap Allah swt dia sampai tidak mengingat hal lainnya meski perutnya bersimbah darah segar yang tentunya pasti sakit. Beliau bisa menahan rasa sakit demi menegakkan kekhusyu’an shalat menghadap Allah swt.
  • Betapa jauhnya akhlak saya terhadap Umar. Berapa kali saya abaikan panggilan Allah swt pada saat adzan? Tak terhitung lagi. Bisakah saya shalat se khusyu’ Umar? Saya ragu. Kepada Allah swt saya memohon agar diberi jalan lurus menuju taqwa.
Wass,
G

Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb.

Pada suatu khutbah shalat Jumat di masjid Baitul Ihsan (Bank Indonesia) beberapa minggu lalu saya teringat khatib menguraikan suatu kisah dimana saat itu Umar Bin Khatthab sedang menjadi khalifah. Suatu hari ia menerima https://i0.wp.com/baitul.amin.googlepages.com/zuhud.jpgserombongan utusan dari suatu wilayah tertentu yang membawa daftar orang-orang miskin dari wilayah tersebut untuk diserahkan kepada Umar bin Khatthab guna mendapatkan bantuan. Saat meneliti daftar orang-orang miskin tersebut pandangan mata Umar tertuju pada sebuah nama yang tertulis sebagai Zaid bin Amir. Umar menanyakan kepada utusan tersebut menanyakan apakah Zaid ini adalah gubernur mereka. Utusan tersebut menjawab “ya”. Untuk memastikan, Umar menanyakan lagi: “Bagaimana mungkin gubernur kalian termasuk dalam daftar orang miskin?”. Salah satu dari utusan itupun menjawab: “Benar ya Umar. Di rumahnya kami sering melihat api tak pernah menyala karena begitu miskinnya gubernur kami sehingga sampai cadangan makanan untuk dimasakpun tidak ada..”.

Mendengar hal tersebut, khalifah Umar segera mengambil seonggok dinar senilai 1000 dinar (ekivalen dengan Rp. 1.3 milyar) diserahkan ke utusan tersebut untuk diteruskan ke gubernur mereka, Zaid. Sepulangnya ke wilayah mereka, utusan tersebut langsung menghadap gubernur mereka Zaid bin Amir menyerahkan hadiah dari Umar. Menerima hadiah 1000 dinar tersebut Zaid justru menolaknya dan mengatakan ke istrinya bahwa pemberian tersebut bisa menjauhkan dirinya dari Allah swt dan lebih mincintai dunia daripada akhirat.  Zaid dan istrinya kemudian sepakat untuk menyedekahkan uang 1000 dinar tersebut kepada rakyatnya yang miskin.

Betapa mulianya akhlak seorang bernama Zaid bin Amir ini, menolak rejeki nomplok yang diterimanya guna kemudian dibagikan ke rakyat yang miskin.

  • Adakah akhlak mulia Zaid ini bersemayam di manusia modern, umat saat kini?
  • Bila kita memiliki harta sebesar Rp. 1.3 Milyar seperti yang dimiliki Umar saat itu, maukah kita bagikan “semuanya” kepada fakir miskin yang membutuhkan?

Pertanyaan yang sulit dijawab … betulkah? Mungkin tidak sulit juga bila Anda adalah salah satu diantaranya.

Wass,

G

Read Full Post »

Assalamualaikum wr wb.

Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq berkhutbah saat diangkat sebagai khalifah di atas mimbar Masjid Nabawi:

Aku diangkat memimpin kamu, dan aku bukanlah terbaik diantara kamu. Jika aku membuat kebaikan maka sokonglah aku. Dan jika aku membuat kejelekan, maka betulkan aku. Kebenaran itu suatu amanat, dan kebohongan itu suatu khianat. Yang terlemah diantara kamu aku anggap terkuat, dan yang terkuat diantara kamu aku anggap terlemah. Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Bila aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya tiada kewajiban patuh bagi kamu terhadap aku …

Kalau kita perhatikan dengan seksama, betapa jauhnya kondisi yang kita alami sekarang ini di Indonesia dibanding jaman sahabat Rasul menjadi khalifah …

http://abusaid.files.wordpress.com/2008/12/masjid-nabawi.jpg

Adakah dari kita, bila “dipilih” jadi pemimpin, memulai pidato dengan mengatakan “aku bukanlah terbaik dari kamu”? Jangankan itu, tidak dipilihpun kita berupaya sekuat tenaga melalui kampanye besar-besaran dengan biaya trilyunan rupiah “supaya dipilih” dengan slogan atau motto “akulah yang terbaik … Akulah yang telah berjasa membuat perdamaian di Aceh ..” dsb dst. Padahal, di jaman Rasul atau sahabat, bila ada yang dipilih menjadi pemimpin, mereka malah mengucapkan “Innalillahi ..”. Ini karena mereka takut kepada Allah. Mereka takut membuat kesalahan yang kemudian diikuti oleh rakyatnya karena menjadi pemimpin adalah amanah. Lihatlah kondisi jaman saat ini .. orang berlomba untuk dipilih dengan dalih dirinya adalah “paling mampu” menjadi pemimpin.

Semoga kita semua menjadi umat yang bertakwa …

Wass,

G

Read Full Post »

Hadis riwayat Thalhah bin Ubaidillah ra., ia berkata:

Seseorang dari penduduk Najed yang kusut rambutnya datang menemui Rasulullah saw. Kami mendengar gaung suaranya, tetapi kami tidak paham apa yang dikatakannya sampai ia mendekati Rasulullah saw. dan bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah saw. bersabda: (Islam itu adalah) salat lima kali dalam sehari semalam. Orang itu bertanya: Adakah salat lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak ada, kecuali jika engkau ingin melakukan salat sunat. Kemudian Rasulullah bersabda: (Islam itu juga) puasa pada bulan Ramadan. Orang itu bertanya: Adakah puasa lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukan puasa sunat. Lalu Rasulullah saw. melanjutkan: (Islam itu juga) zakat fitrah. Orang itu pun bertanya: Adakah zakat lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika engkau ingin bersedekah. Kemudian lelaki itu berlalu seraya berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambahkan kewajiban ini dan tidak akan menguranginya. Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: Ia orang yang beruntung jika benar apa yang diucapkannya.

https://i0.wp.com/accel21.mettre-put-idata.over-blog.com/0/56/90/61/Zakat-GivingAlms.jpg

Read Full Post »

Older Posts »