Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2018

Parkir Sepeda di Oakwood

Pulangnya kehujanan, maghrib di masjid Quba Kementerian PANRB.

Read Full Post »

KEUTAMAAN TIDAK KETINGGALAN TAKBIRATUL IHRAM BERSAMA IMAM SELAMA 40 HARI

Ada keutamaan tersendiri bagi orang yang tidak ketinggalan Takbiratul Ihram bersama imam selama 40 hari lamanya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah, ia tidak luput dari Takbiratul Ihram bersama imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal, yaitu terbebas dari siksa Neraka dan terbebas dari kemunafikan.” [HR. Tirmidzi, no. 241. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini Hasan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2652]

28378243_10156193441583809_4947542871327291164_n

Ada kisah disampaikan oleh Ibnul ‘Imad Al-Aqfahsi (salah seorang ulama Syafi’i), bahwa ada seorang yang mencuri 400 unta milik Abu Umamah Al-Bahili, juga 40 hamba sahayanya. Ia pun sedih. Lantas ia menemui Rasulullah ﷺ. Nabi ﷺ menyatakan:
“Ini barangkali karena engkau sering luput dari Takbiratul Ihram bersama imam.”
Abu Umamah pun berkata:
“Wahai Rasulullah, jadi seperti itukah akibatnya jika luput dari Takbiratul Ihram bersama imam?”
Nabi ﷺ bersabda:
“Bahkan itu lebih parah dari hilangnya unta sepenuh bumi.” [Riwayat ini disebutkan oleh Ibnul ‘Imad Al-Aqfahsi dalam Al-Qaul At-Taam fii Ahkam Al-Ma’mum wa Al-Imam, hlm. 43]

Hadis di atas punya penguat diriwayatkan dari Ibnu Syahin dalam At-Targhib (1: 157), dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Takbiratul pertama yang didapati bersama imam lebih baik dari memiliki seribu unta.” [Disebutkan pula oleh As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Al-Kabir, no. 10720]

Bisa tidak ya dilakukan? Pasti bisa, jika berusaha sembari meminta tolong pada Allah. Ingatlah, tidak ada yang memudahkan kita dalam ibadah, kecuali dengan pertolongan Allah.

Sumber: indonesiabertauhidofficial
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: http://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
#SifatSholatNabi #SifatShalatNabi#janganketinggalan#jangantertinggal#takbiratulihram #,takbiratulihrom, #bersamaimam#bertakbiratulihram#bertakbiratulihrom#takbiratulpertama#seribuunta#seribuonta#keutamaan#utama#fadhilah#fadilah #1000unta#1000onta#terbebasdarisiksaNeraka#terbebasdarikemunafikan#terbebasdarimunafik#siksaNeraka#munafik#munafiqun#kemunafikan#bebas#terbebas #tidak ketinggalan, #arbain, #40 harilamanya, #selama40hari#berturutturut #SifatSholatNabi,#SifatShalatNabi, #shalat, #sholat, #salat, #solat #terlambat, #masbuk, #masbuq, #ketinggalan, #tertinggal
Artikel ini diedit terakhir kali pada November 2, 2017, 6:13 am

Read Full Post »

Alhamdulillah … setelah sekitar 33 tahun meninggalkan kota Bandung khususnya tempat tinggal saya selama kos di Bandung dari 1979 – 1984, tepatnya di. Jl. Kubangsari 28, saya bisa menyempatkan shalat Isya BMW di Masjud Al-Ukhwah. Masjid ini dulu tempat rutin saya buat menunaikan shalat Jumat meski tak selalu di masjid ini. Namun sungguh merupakan kenangan luar biasa dengan masjid ini dan saya sungguh bersyukur bahwa masjid ini makin eksis dan kegiatannya cukup aktif. Memang hari Rabu itu cukpu ketat waktu bagi saya karena perjalanan saya dengan CitiTrans berangkat pukul 19:45 sementara Isya masuk pukul 19:25. Sebenarnya sangat mepet sekali. Namun saya bertekad mestinya bisa menuju masjid ini sebelum ke pool CitiTrans Dipati Ukur yang jaraknya hanya 2-3 menit jalan kaki.

Malam itu saya isi perut dulu di Bakmi Jowo DU 67 yang letaknya sekitar 200 meter ke arah atas. Ketika adzan Isya masuk, saya segera menuju masjid dengan terlebih dulu berwudhlu di Bakmi Jowo DU 67. Masih keburu ikut takbiratul ihram imam dan shalat selesai pukul 19:43. Artinya, saya hanya punya waktu 2 menit untuk menuju pool CitiTrans. Tanpa dzikir bada shalat saya bergegas jalan cepat setengah lari menuju CT24, mobil CitiTrans yang membawa saya ke Bintaro. Alhamdulillah …. lancar.

Lokasi masjid ini bisa klik di sini.

Screenshot 2018-02-25 17.15.29

img20180221194316-937157704.jpg

Situasi masjid Al-Ukhwah bada Isya … (21/02/2018)

 

Read Full Post »

Masjid BPD – Bandung

Masjid ini berada di komplek perkantoran BPD Jabar yang letaknya persis di pertigaan bawah Jl. Dr. Setiabudhi, menuju Ciumbuleuit – Jl. Siliwangi. Letaknya memang agak terpencil. Ketika saya mengunjungi masjid ini, saya turun dari angkot Ledeng – Kebon Kelapa, kemudian jalan turun ke bawah, menikung ke kiri menuju Ciumbuleuit. Segera setelah turun langsung nyebrang masuk pintu masuk kantor BPD Jabar. Sebenarnya menilik fungsinya, masjid ini bisa dikatakan semacam mushalla. Namun di ruang shalat utama saya membaca tulisan Masjid BPD. Bisa jadi masjid ini digunakan untuk shalat Jumat bagi karyawan BPD Jabar yang berkantor di sini.

Karena masjid ini belum ada di peta, maka langsung saya daftarkan ke google maps dan langsung di published. Silakan klik di sini lokasi masjidnya. alamatnya:
Hegarmanah, Cidadap, Bandung City, West Java.

Screenshot 2018-02-25 17.09.11

img_20180225_165822-937157704.jpg

Saya berkesempatan shalat Maghrib BMW di masjid ini hari Rabu (21/02/2018) yang lalu. Jamaahnya tidak banyak, namun ada muadzin yang sepertinya sekaligus berprofesi sebagai juru parkir di pertokoan di depan komplek masjid ini (di atas).

Read Full Post »

Masjid At Taqwa – Bandung

Alhamdulillah, hari Rabu (21/02) sempat shalat BMW di masjid At Taqwa Bandung saat Subuh, Dzuhur dan Ashar. Mesjid ini terletak di seberang Hotel Grand Mercure, Bandung. Senang sekali jaraknya tak jauh dari tempat menginap saya sejak 20/02 malam. Sebenarnya masjid ini tadinya adalah rumah bila dilihat bentuk bangunannya. Namun kemudian menjadi masjid dan tidak jelas apakah ini statusnya masjid jami atau bukan mengingat sepertinya masjid ini tak ada marbot dan imam tetap. Bahkan saat Ashar saya yang adzan karena tak ada orang selain seorang bapak Polisi yang memang akan shalat. Akhirnya shalat Ashar diimami Pak Polisi dan pada rakaat kedua mulai ada beberapa orang (3 orang tepatnya) yang jadi makmum. Pada saat Subuh pun sempat sepi tapi beberapa saat kemudian baru berdatangan imam dan muadzin yang tak lain sepertinya ya penduduk setempat.

Saya bersyukur ada masjid ini karena untuk shalat BMW (berjamaah di masjid pada awal waktu) tinggal jalan kaki saja 4 menit sudah sampai. Memang harus menyeberang dari gerbang utama hotel. Tapi gak masalah, masih dekat sekali.

Lokasi mesjid ini bisa di klik di sini. Alamat lengkapnya:
JL. Cidadap Girang, RT. 05/04, Ledeng, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141

Keterangan gambar dari paling atas kiri, searah jarum jam: pintu masuk utama, jalan menuju masjid dari arah hotel Grand Mercure, ruang shalat utama, taman depan rumah dari rumah besar yang berada di sebelah kiri masjid. Tamannya bagus, rumahnya vintage banget. Masjid ini enak buat shalat karena sepi, jauh dari lalu lintas yang padat.

 

Read Full Post »

Khutbah Jumat di Masjid Jami Nurul Ikhlas, 16 Feb 2018

Rabbul izzati
Khatib badal

Keimanan dan takwa adalah bekal kita untuk hidup di akhirat kelak. Rasul mendambakan agar umatnya kelak menjadi orang yg bertakwa.
Kehadiran Rasul menyempurnakan akhlak kita. Rasul sangat berkeinginan berat agar semua umatnya menjadi orang beriman dan bertakwa.
Fasilitas dalam ketakwaan begitu banyak di akhirat maupun dunia. Adapun tiga fasilitas di dunia saja mencakup tiga hal:

1. Siapa saja mau bertakwa sesuai kemampuan masing2 , tidak dibebankan yang berat, Allah memberikan solusi dalam setiap permasalahan di dunia.

2. Allah akan melimpahkan ilmu bagi mereka yang bertakwa.

3. Menjadi orang2 yang muttaqin.
Jika kalian takwa Allah Taala akan berikan al furqon, bisa membedakan yang baik dan buruk, Allah ampuni kesalahan, dosa2 yang lalu maupun yang akan datang.

Itulah fasilitas di dunia yang Allah pasti berikan, belum nanti di akhirat.

Read Full Post »

Nasehat ini bagus sekali terutama buat saya yang kadang lupa akan hal ini padahal penting sekali. Ajal tak menunggu taubat kita. Perbanyak taubat agar kita siap bila ajal tiba.

Read Full Post »

Alhamdulillah …akhirnya pagi ini sempat ngopi di Kopi Sae yang sebenernya sudah lama sekali saya ingin mampir. Saat itu saya sebenernya secara kebetulan saja melihat kedai ini di Pasar Modern, Bintaro. Namun karena buru-buru musti pergi, gak sempat mampir.

Banyak pilihan biji kopi: Arabica Gayo, Gayo Blend, Sidikalang, Flores dan ada lagi lainnya. Saya coba Blend Gayo. Mantab sekaleee….ngopi sambil ditemani gemuruh suara hujan yang mengguyur Bintaro tadi pagi. Sambil ngopi, ketika pengunjung sepi, saya mulai bertanya-tanya kepada mas penjual kopi ini. Ini adalah ringkasannya:

  1. Secangkir kopi sebaiknya diisi dengan 15 gram kopi atau tepatnya 1.5 sendok makan kopi. Wah, ini ilmu baru karena biasanya saya cukup satu sendok teh munjung saja kopi bubuknya. Untuk 1 onz (100 gram) kopi sebaiknya hanya bisa digunakan untuk 6 cangkir kopi.
  2. Kopi yang telah digiling halus sebaiknya segera dikonsumsi atau maksimum dalam 4 hari harus habis. Makanya di kedai Kopi Sae ini semua kopi masih dalam bentuk biji dan disimpan dalam toples rapat.
  3. Suhu air untuk menyeduh kopi jangan sampai mendidih (100 derajat) namun cukup maksimum 90 derajat saja. Air dari dispenser hanya sekitar 50 derajat saja, masih kurang panas. Sebaiknya memang merebus air. Di kedai ini memang ada kompor gas yang siap merebus air.
  4. Secangkir kopi di sini dihargai hanya Rp. 15 ribu (duh, bandingkan dengan gerai franchise yang minimum rp. 28 ribu harganya) dan 100 gram (1 onz) kopi Arabica Gayo yang saya beli tadi, untuk dibawa pulang, harganya Rp. 37 ribu. Asik sekaleeee …ada stock ngopi di rumah ….

Kedai ini setiap hari buka jam 7:30 dan tutup pada jam 15:30. Asik ya ….jam operasinya syarii banget …gak perlu ngoyo buka sampe malam hari …. Sukses ya mas Kopi Sae!!!

Read Full Post »

Khutbah Jumat
Masjid Baitut Thalibin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2 Februari 2018.

Imam mengawali khutbah dengan melafadzkan Qs 28:77 al Qasas:

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Bagaimana seorang muslim memandang dunia yang sementara, akhirat sebagai tujuan akhir? Orang sekuler beranggapan bahwa agama hanya pada posisi individu, tak boleh dibawa ke birokrasi pemerintahan, pasar, urusan politik, kebudayaan dan lainnya.
Pandangan orang materialistik, time is money.
Sistem ribawi, misalnya,
Bahkan persoalan waktu maka menghasilkan uang.
Orang atheis, berpikiran bahwa segala cara agar menghasilkan sesuatu dan uang.

Sementara itu ada 4 cara muslim memandang dunia.

1. Carilah apa saja di dunia tapi tujuan akhirnya akhirat, yaitu kehidupan yang ada awalnya namun tak ada ujungnya.
Akhirat tempat mendapat balasan dari Allah. Dunia buat beramal. Wama yamal misqola….syaroi yaroh….
Rugi bila terperdaya materi.
Kita yakin akhirat tujuan kita. Visi hidup muslim luar biasa karena melampaui umurnya.
(Konosuke Matshusita membuat business plan untuk 300 tahun ke depan. Muslim lebih lama lagi).
Konsep zuhud: memanfaatkan kehidupan dunia untuk akhirat.

2. Dunia sebagai sarana, bekerja dengan baik. Allah mencintai orang yg bekerja maksimal.
Orang terbaik. Umat Islam jangan lari dari dunia. Harus menguasai ekonomi dan politik.
9 dari 10 sahabat nabi yg dijamin masuk surga adalah orang kaya, misalnya: Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan

3. Berbuat baiklah. Jadilah produsen kebaikan. Ibadah untuk Allag bukan untuk manusia.

4. Tidak boleh berbuat dosa. Segala macam bentuk kerusakan harus kita hindari. LGBT misalnya. Keras sekali ancaman Allah dalam hal ini.
Menghancurkan keluarga dan nilai2 keluarga itu sendiri.

Mudah2an Allah memberikan taufik dan hidayahNya untuk kita semua, bangsa ini.

Read Full Post »

Sejak beberapa saat lalu hujan turun di sekitar daerah rumah saya. Deras. Saya selalu menyukai bila hujan turun meski pada saat itu sedang kehujanan sekalipun. Beberapa hari lalu, tepatnya Senin (29 Jan) pada saat saya selesai meeting pada jam 15:00 di perkantoran Ratu Plaza, lantai 9. Saat selesai meeting memang saya lihat matahari terlihat terang dari dalam gedung. Kemudian saya turun dengan menenteng sepeda lipat, siap-siap di lobby untuk pulang. Pada saat saya sedang asik membuka lipatan sepeda dan ingin melepas baju kerja formal (saya menggunakan kaos jersey lengan pendek dirangkap dengan baju kerja formal, agar praktis, tinggal lepas baju saja) saya lihat hujan mulai turun. Alhamdulillah. Akhirnya saya menggunakan jas hujan yang selalu siap di dalam tas sepeda saya. Setelah cukup lama tidak gowes dalam kondisi hujan akhirnya Senin itu saya nikmati kayuhan demi kayuhan menuju rumah. Karena basah berkeringat terpaksa adzan Ashar saya lewatkan. Saat merencanakan perjalanan gowes tanpa hujan, memang saya sudah berencana berhenti shalat Ashar (15:33) di Masjid An Nur – jl. Bendi yang merupakan masjid langganan saya kalau pulang gowes. Kali ini saya bablas gowes terus dan semoga diampuni Allah tidak memenuhi panggilanNya.

ilustrasi-hujan

Hari ini memang saya bekerja di rumah karena banyak hal musti saya selesaikan termasuk melakukan revisi dari draft laporan akhir untuk salah satu klien. Rencana fokus hari ini karena kemarin seharian saya gunakan untuk mereparasi laptop saya yang sudah jadul, MacBook Pro, yang saya pakai sejak tahun 2010. Hujan deras yang turun pada sekitar pukul 14:00 sungguh membuat semangat kerja semakin tinggi karena udaranya jadi sejuk dan tak perlu menggunakan AC. Ruang kerja saya di rumah berdekatan dengan ruang tamu sehingga pada saat hujan, saya benar-benar menikmatinya dengan membuka lebar-lebar pintu utama rumah dan duduk-duk melihat jatuhnya air hujan ke jalan dan ke canopy di garasi rumah. Aduh …nikmat sekali.

Terus saya ingat pernah baca buku yang menguraikan bahwa salah satu waktu yang bagus untuk berdoa adalah pada saat hujan turun.

Ya Allah! Jadikan hujan yang bermanfaat.

Selain tentunya doa-doa lainnya.

Mengamati dan merenungkan fenomena hujan selalu menyenangkan bagi saya karena ini benar-benar anugerah dari Allah Taala yang patut kita syukuri setiap saat. Coba bayangkan kalau hujan tak turun dalam jangka waktu lama, hampir dipastikan bumi kita kering dan banyak pepohonan dan tumbuhan yang tidak tumbuh dengan subur. Sekurangnya ada 14 ayat Al Quran terkait dengan hujan dan ini hanya salah satu diantaranya:

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

(Q.S. Thaahaa : 53)

Tafsir Ibnu Katsir terkait ini diuraikan begitu panjang lebar-nya dan semuanya itu bermuara pada satu hal yang sangat fundamental: keberadaan dzat yang maha mengatur alam semesta ini, dzat yang memiliki semuanya yang ada di bumi dan alam semesta ini. Tentu, rasa syukur harus tetap kita panjatkan karena kita ini sudah dibekali dengan bumi dan alam yang perawatannya telah dijaga dengan sempurna oleh Allah Taala melalui air hujan yang turun dari langit. Subhanallah.

Air hujan sendiri sebenarnya bukan hal yang harus ditakuti karena Rasul sendiri memberi contoh bahwa membasuh diri dengan air hujan itu baik untuk umatnya. Artinya, ada baiknya kita kalau justru basah kuyub dengan air hujan. Seorang teman, sesama pesepeda, pernah menyerankan ke saya agar kalau naik sepeda hujan turun tidak menutupi sebagian badan dengan jas hujan. Secara kesehatan tidak baik karena ada bagian tubuh yang dingin, misalnya tangan dan kaki, sementara tubuh hangat karena tertutup jas hujan. Ada benarnya juga anggapan ini. Pada saat kecil di Madiun dulu, justru saya dan teman-teman tetangga kalau hujan justru hujan-hujan sambil telanjang bulat. Saya dan teman-teman justru lari-lari sambil bermain “bejong-bejongan” air hujan antara kita yang main saat itu. Memang, setelah hujan reda, kita semua pada mandi “gebyur-gebyur” pakai gayung mandi. Jaman segitu dan di kota kecil, saya gak mengenal yang namanya “take a shower” karena memang mandinya pakai gayung ….jadi ya namanya “take a gayung” …. he he he ….

Hujan siang ini memberi inspirasi untuk menulis yang lebih bagus karena memang situasinya sangat mendukung. Alhamdulillah hujan turun ….

 

Read Full Post »