Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2017

Ternyata, prestasi kemarin dengan meeting di 3 tempat masih terkalahkan dengan hari ini karena ada 4 meeting di tempat berbeda:

  • Jam 7:30 – 8:30 di Gedung Bappenas
  • Jam 14:00 – 15:00 di Gedung Maramis II (dahulu: Ali Wardhana) di Komplek kementerian Keuangan, Lapangan Banteng
  • Jam 16:00 – 17:00 di Gedung Bappenas (lagi), meeting dengan pejabat yang berbeda lagi
  • Jam 17:30 – 18:30 meeting di AIPI, Gedung Perpusnas Jl. Medan Merdeka Selatan no. 11.

Puas rasanya seharian gowes penuh. Pagi hari start dari rumah 5:50 dan terpaksa berhenti di persilangan kereta api Ulujami karena mulai turun hujan, memakai jas hujan (musti lepas celana panjang dulu sebelum mengganti dengan celana jas hujan). Ribet memang. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk memakai jas hujan ini. Perjalana ke Bappenas memang diselingi dengan hujan meski hanya rintik-rintik. sampai di Taman Suropati pukul 7:00 dan langsung saja ke Bappenas karena basah kuyub jersey nya. Di tempat parkir langsung mengeringkan jersey (sayang terlalu basah, gak bisa kering), memakai anduk B-Cool dan ganti pakaian rapi karena mau ketemu Pejabat Eselon 1 – harus rapi lah … memalukan kalau belepotan bukan? He he he …. Jreng jam 7:30 sudah masuk ke ruang meeting dan sambil meeting disuguhi teh panas manis ….sedangkan Pak Pejabat minum kopi. Aduh! kenapa saya gak ditawari ya? Kalau ditawari ya tentu saya pilih kopi dunk … Ha ha ha ha … Rapat usai 8:40.

Setelah itu masih pakai baju rapi gowes menuju Graha Mandiri di kantor Value Quest. Eh …sebulm masuk kantor yang di lantai 17, sempat carbo loading nasgor kambing (tanpa kecap) yang ternyata huwenak pol! Alhamdulillah … Ini nasgor paling enak yang pernah saya makan … kere abis! Rp. 18 ribu saja …. He he he … ketemu pesepeda juga yang bersepeda dari Poltanngan Pasar Minggu ke Jl. Gajahmada, mampir beli tongseng kambing dulu. Samapi dengan jam 13:00 bekerja di VQ dan sayangnya pas siap berangkat ke Kemenkeu, eh hujan deras sekali. terpaksa naik Blue Bird ke L:apangan Banteng (kena Rp. 40 ribu, bayar 50 ribu ajah …yang penting sampai tempat tepat waktu).

Usai meeting di LPDP Kemenkeu, shalat Ashar dulu di lantai 2 (lantai yangs ama dengan LPDP) dan setelah itu keluar gedung sudah terang, tidak lagi hujan. Oh ya, sepeda saya titipkan di security lantai lobby. Alhamdulillah ramah dan aman orangnya. Gowes ke Bappenas pun nikmat karena jalanan basah setelah hujan. ketika melintas di Jl. Teuku Umar, saya sempat foto jalan yang asri. Meeting di Bappenas tepatnya di gedunng Madiun. Sepeda saya titipkan (tanpa dikunci) ke Satpam di bawah, gedung Madiun. Mantab.

Jam 17:00 selesai meeting di Bappenas dan langsung genjot sepeda menuju Perpusnas di Jl, medan merdeka Selatan. Sebenernya inis seperti bolak balik karena sebelumnya dari arah sini. Tapi ya gimana lagi wong jadwal meetingnya seperti ini. Jalanan setelah jl. Cut Mutia, tepatnya di menteng sebelum Tugu Tani macet sekali bahkan orang jalan pun ikut macet. Namun masih lebih baik pakai sepeda karena fleksibel. Sebelum sampai di Perpusnas pas di depan Kedubes AS hujan mulai turun lagi … tapi karena nanggung, saya hantam kromo …bablas gowes tanpa pakai jas hujan. Untung gak membesar hujannya dan tiba di lantai 18 Perpusnas tepat pukul 17:25 , lebih awal dari ilmuwan (Profesor) yang akan saya temui. Alhamdulillah …. Meeting dimulai pukul 17:40 (duh sebentar lagi Maghrib) dan berakhir 18:40. Langsung Maghrib di lantai 18.

Dari Perpusnas, target selanjutnya adalah shalat isya di Masjid Al Hikmah, Sarinah. In syaa Allah keburu Isya berjamaah di situ. Ternyata sampai di masjid sekitar 3 menit sebelum adzan Isya. Alhamdulillah …. Setelah Isya sekitar 19:45 berangkat pulang ….. Duh nikmat sekali rasanya karena hari ini banyak target tercapai dan sebagian besar ditempuh dengan gowes. Kalau gak gowes, pasti telat dah!

Makanya … gowes yuk!

Read Full Post »

Gowes ke Bappenas Kehujanan

Pagi ini baru saja berangkat gowes menuju Bappenas, kehujanan di sekitar Pasar Bintaro, berteduh di bawah jalan tol untuk memakai jas hujan, lanjut gowes ke Meeting dengan Bappenas jam 7:30 pagi. Sampai tujuan tetap basah kuyub. Terpaksa meeting dengan Pak Subandi dengan baju dalam yang masih basah.

(DIPI Project)

Kodanan…. ๐Ÿ˜

Read Full Post »

—ย Rute hari ini: Taman Suropati,ย  lanjut meeting di Bappenas,ย  ngopi Sidikalang di Sabang 16, lanjut gowes ke Gd BPPT II (meeting sd jam 11), gowes ke Graha Surveyor Indonesia (meeting sd jam 16:30), pulang bada Isya (sambil nunggu hujan reda).
Puwaaaaszzz…. I

Mulai dari atas, searah jarum jam: Di Jalur Khusus Sepeda Jl. Imam Bonjol, di Taman Suropati, Senam Taichi , parkir di Bappenas, air mancur Taman Suropati.


Kopi Sidikalang di Sabang 16, sepeda diparkir di luar sambil jemur sarung tangan, parkir sepeda di BPPT II.


Lobby BPPT II, tausiyah di lantai B2 mushalla Graha Surveyor Indonesia, parkir sepeda di B1.

Read Full Post »

90 Seruan Ilahi dalam Al Quran

Seruan ke 7: Tentang Berinfaq fi Sabilillah Sebelum Kesempatan Berlalu Karena Kematian

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.

[QS. al-Baqarah (2): 254]

90 Seruan Ilahi


Tafsir Ibnu Katsir

Melalui ayat ini Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berinfak, yakni membelanjakan sebagian dari apa yang Allah rezekikan kepada mereka di jalan-Nya, yaitu jalan kebaikan. Dengan demikian, berarti mereka menyimpan pahala hal tersebut di sisi Tuhan yang memiliki mereka semua; dan agar mereka bersegera melakukan hal tersebut dalam kehidupan di dunia ini, yaitu:
{ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ุชููŠูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ}
sebelum datang suatu hari. (Al-Baqarah: 254)
Hari yang dimaksud adalah hari kiamat.
ู„ูŽุง ุจูŽูŠู’ุนูŒ ูููŠู‡ู ูˆูŽู„ุง ุฎูู„ู‘ูŽุฉูŒ ูˆูŽู„ุง ุดูŽูุงุนูŽุฉูŒ
yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. (Al-Baqarah: 254)
Artinya, pada hari itu seseorang tidak dapat membeli dirinya sendiri; tidak dapat pula menebusnya dengan harta, sekalipun ia menyerahkannya dan sekalipun ia mendatangkan emas sepenuh bumi untuk tujuan itu. Persahabatan yang akrab dengan seseorang tidak dapat memberikan manfaat apa pun kepada dirinya, bahkan nasabnya sekalipun, seperti yang dinyatakan di dalam firman lainnya:
ููŽุฅูุฐุง ู†ูููุฎูŽ ูููŠ ุงู„ุตู‘ููˆุฑู ููŽู„ุง ุฃูŽู†ู’ุณุงุจูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ูˆูŽู„ุง ูŠูŽุชูŽุณุงุกูŽู„ููˆู†ูŽ
Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (Al-Muโ€™minun: 101)
*******************
Firman Allah Swt.:
{ูˆูŽู„ุง ุดูŽููŽุงุนูŽุฉูŒ}
dan tidak ada lagi syafaat. (Al-Baqarah: 254)
Yakni tiada bermanfaat bagi mereka syafaat orang-orang yang memberikan syafaatnya.
*******************
Firman Allah Swt:
ูˆูŽุงู„ู’ูƒุงููุฑููˆู†ูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููˆู†ูŽ
Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 254)
Mubtada dalam ayat ini dibatasi oleh khabar-nya, yakni orang-orang yang benar-benar zalim di antara mereka yang datang menghadap kepada Allah adalah orang yang kafir.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ata ibnu Dinar, bahwa ia pernah berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah berfirman: ‘Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim’ (Al-Baqarah: 254) dan tidak mengatakan dalam firman-Nya, ‘Orang-orang zalim itulah orang-orang yang kafir’.”

Read Full Post »

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan ayat ini terkait doa dalam shalat khususnya melantunkan doa setelah Al Fatihah bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Salah satunya ayat dari Al Quran 58:11 ini dan berikut ini adalah tafsirnya dari Ibnu Katsir Online:
{ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฅูุฐูŽุง ู‚ููŠู„ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽููŽุณู‘ูŽุญููˆุง ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุฌูŽุงู„ูุณู ููŽุงูู’ุณูŽุญููˆุง ูŠูŽูู’ุณูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ููŠู„ูŽ ุงู†ู’ุดูุฒููˆุง ููŽุงู†ู’ุดูุฒููˆุง ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู…ูŽุง ุชูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ ุฎูŽุจููŠุฑูŒ (11) }
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis, ” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu, ” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah Swt. berfirman untuk mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman seraya memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka bersikap baik kepada sebagian yang lain dalam majelis-majelis pertemuan. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฅูุฐูŽุง ู‚ููŠู„ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽููŽุณู‘ูŽุญููˆุง ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุฌูŽุงู„ูุณู}
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis, ” (Al-Mujadilah: 11)
Menurut qiraat lain, ada yang membacanya al-majlis; yakni dalam bentuk tunggal, bukan jamak.
{ููŽุงูู’ุณูŽุญููˆุง ูŠูŽูู’ุณูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’}
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-Mujadilah: 11)
Demikian itu karena pembalasan disesuaikan dengan jenis amal perbuatan. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih:
“ู…ูŽู†ู’ ุจูŽู†ูŽู‰ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู‹ุง ุจูŽู†ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูŽูŠู’ุชู‹ุง ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู”
Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.
Dan di dalam hadis yang lain disebutkan:
“ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุณู‘ูŽุฑ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุนู’ุณูุฑ ูŠูŽุณู‘ูŽุฑ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉูุŒ [ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽุชูŽุฑูŽ ู…ูุณู’ู„ูู…ู‹ุง ุณูŽุชูŽุฑูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉู] ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠ ุนูŽูˆู’ู†ู ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ูููŠ ุนูŽูˆู’ู†ู ุฃูŽุฎููŠู‡ู”
Barang siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba menolong saudaranya.
Masih banyak hadis lainnya yang serupa. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
{ููŽุงูู’ุณูŽุญููˆุง ูŠูŽูู’ุณูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’}
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-Mujadilah: 11)
Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan majelis zikir. Demikian itu karena apabila mereka melihat ada seseorang dari mereka yang baru datang, mereka tidak memberikan kelapangan untuk tempat duduknya di hadapan Rasulullah Saw. Maka Allah memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka memberikan kelapangan tempat duduk untuk sebagian yang lainnya.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa ayat ini diturunkan pada hari Jumat, sedangkan Rasulullah Saw. pada hari itu berada di suffah (serambi masjid); dan di tempat itu penuh sesak dengan manusia.
Tersebutlah pula bahwa kebiasaan Rasulullah Saw. ialah memuliakan orang-orang yang ikut dalam Perang Badar, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Ansar. Kemudian saat itu datanglah sejumlah orang dari kalangan ahli Perang Badar, sedangkan orang-orang selain mereka telah menempati tempat duduk mereka di dekat Rasulullah Saw. Maka mereka yang baru datang berdiri menghadap kepada Rasulullah dan berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau, hai Nabi Allah, dan juga keberkahan-Nya.” Lalu Nabi Saw. menjawab salam mereka. Setelah itu mereka mengucapkan salam pula kepada kaum yang telah hadir, dan kaum yang hadir pun menjawab salam mereka. Maka mereka hanya dapat berdiri saja menunggu diberikan keluasan bagi mereka untuk duduk di majelis itu. Nabi Saw. mengetahui penyebab yang membuat mereka tetap berdiri, karena tidak diberikan keluasan bagi mereka di majelis itu. Melihat hal itu Nabi Saw. merasa tidak enak, maka beliau bersabda kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya dari kalangan Muhajirin dan Ansar yang bukan dari kalangan Ahli Badar, “Hai Fulan, berdirilah kamu. Juga kamu, hai Fulan.” Dan Nabi Saw. mempersilakan duduk beberapa orang yang tadinya hanya berdiri di hadapannya dari kalangan Muhajirin dan Ansar Ahli Badar. Perlakuan itu membuat tidak senang orang-orang yang disuruh bangkit dari tempat duduknya, dan Nabi Saw. mengetahui keadaan ini dari roman muka mereka yang disuruh beranjak dari tempat duduknya. Maka orang-orang munafik memberikan tanggapan mereka, “Bukankah kalian menganggap teman kalian ini berlaku adil di antara sesama manusia? Demi Allah, kami memandangnya tidak adil terhadap mereka. Sesungguhnya suatu kaum telah mengambil tempat duduk mereka di dekat nabi mereka karena mereka suka berada di dekat nabinya. Tetapi nabi mereka menyuruh mereka beranjak dari tempat duduknya, dan mempersilakan duduk di tempat mereka orang-orang yang datang terlambat.” Maka telah sampai kepada kami suatu berita bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“ุฑูŽุญูู…ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ููŽุณูŽุญ ู„ูุฃูŽุฎููŠู‡ู”
Semoga Allah mengasihani seseorang yang memberikan keluasan tempat duduk bagi saudaranya.
Maka sejak itu mereka bergegas meluaskan tempat duduk buat saudara mereka, dan turunlah ayat ini di hari Jumat.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุณููู’ูŠูŽุงู†ูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ููˆุจูŽุŒ ุนูŽู†ู’ ู†ูŽุงููุนูุŒ ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽุŒ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ู„ูŽุง ูŠูู‚ููŠู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ู…ูู†ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณูู‡ู ููŽูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ูููŠู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุชูŽููŽุณู‘ูŽุญููˆุง ูˆุชูŽูˆุณู‘ูŽุนูˆุง”.
Imam Ahmad dan Imam Syafii mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain dari majelisnya, lalu ia duduk menggantikannya, tetapi lapangkanlah dan luaskanlah tempat duduk kalian.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Nafi’ dengan sanad yang sama.
ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ู: ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูŽุฌููŠุฏูุŒ ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุฌูุฑูŽูŠู’ุฌู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูŽุงู†ู ุจู’ู†ู ู…ููˆุณูŽู‰ุŒ ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู. ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ู„ูŽุง ูŠูู‚ููŠู…ูŽู†ู‘ูŽ ุฃุญุฏููƒู… ุฃูŽุฎูŽุงู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ู„ููŠูŽู‚ูู„ู’: ุงูู’ุณูŽุญููˆุง”
Imam Syafii mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Majid, dari Ibnu Juraij yang mengatakan bahwa Sulaiman ibnu Musa telah meriwayatkan dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Jangan sekali-kali seseorang di antara-kamu mengusir saudaranya (dari tempat duduknya) di hari Jumat, tetapi hendaklah ia mengatakan, “Lapangkanlah tempat duduk kalian!”
Hadis ini dengan syarat kitab sunan, tetapi mereka tidak mengetengahkannya.
ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูŽู„ููƒู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ููู„ูŽูŠู’ุญุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ููˆุจูŽ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู’ู†ู [ุฃูŽุจููŠ] ุตูŽุนู’ุตูŽุนุฉุŒ ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ู‚ููˆุจูŽ ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ูŠูŽุนู’ู‚ููˆุจูŽุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ู„ูŽุง ูŠูู‚ูู…ู ุงู„ุฑุฌู„ู ุงู„ุฑุฌู„ูŽ ู…ูู†ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณูู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณู’ ูููŠู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู ุงูู’ุณูŽุญููˆุง ูŠูŽูู’ุณูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Umar dan telah menceritakan kepada kami Falih, dari Ayyub, dari Abdur Rahman ibnu Sa’sa’ah, dari Ya’qub ibnu Abu Ya’qub, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Janganlah seseorang mengusir saudaranya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk di tempatnya, tetapi(katakanlah), “Berlapang-lapanglah kalian, semoga Allah memberikan kelapangan bagi kalian.โ€
ูˆูŽุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุฃูŽูŠู’ุถู‹ุง ุนูŽู†ู’ ุณูุฑูŽูŠุฌ ุจู’ู†ู ูŠููˆู†ูุณูŽุŒ ูˆูŽูŠููˆู†ูุณูŽ ุจู’ู†ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุงู„ู’ู…ูุคูŽุฏู‘ูุจูุŒ ุนูŽู†ู’ ููู„ูŽูŠู’ุญุŒ ุจูู‡ู. ูˆูŽู„ูŽูู’ุธูู‡ู: “ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุฑุฌู„ู ู„ูู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ู…ูู†ู’ ู…ูŽุฌู’ู„ูุณูู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู ุงูู’ุณูŽุญููˆุง ูŠูŽูู’ุณูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’”
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Syuraih ibnu Yunus dan Yunus ibnu Muhammad Al-Mu’addib, dari Falih dengan sanad yang sama, sedangkan teksnya berbunyi seperti berikut: Janganlah seseorang mengusir orang lain dari tempat duduknya, tetapi (hendaklah ia mengatakan), “Berlapang-lapanglah kalian, semoga Allah memberikan kelapangan bagi kalian.โ€ “
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid (sendirian)
Ulama ahli fiqih berbeda pendapat sehubungan dengan kebolehan berdiri karena menghormati seseorang yang datang. Ada beberapa pendapat di kalangan mereka; di antaranya ada yang memberikan rukhsah (kemurahan) dalam hal tersebut karena berlandaskan kepada dalil hadis yang mengatakan:
“ู‚ููˆู…ููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏููƒูู…ู’”
Berdirilah kamu untuk menghormat pemimpinmu!
Di antara mereka ada pula yang melarangnya karena berdalilkan hadis Nabi Saw. lainnya yang mengatakan:
“ู…ูŽู†ู’ ุฃุญูŽุจู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽู…ุซู‘ูŽู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง ููŽู„ู’ูŠูŽุชุจูˆู‘ูŽุฃ ู…ูŽู‚ู’ุนูŽุฏูŽู‡ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู”
Barang siapa yang merasa senang bila orang-orang berdiri untuk menghormati dirinya, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk mengambil tempat duduknya di neraka.
Dan di antara mereka ada yang menanggapi masalah ini secara rinci. Untuk itu ia mengatakan bahwa hal tersebut diperbolehkan bila baru tiba dari suatu perjalanan, sedangkan si hakim (penguasa) yang baru datang berada di dalam daerah kekuasaannya. Hal ini telah ditunjukkan oleh hadis yang menceritakan kisah Sa’d ibnu Mu’az, karena sesungguhnya ketika Nabi Saw. memanggilnya untuk menjadi hakim terhadap orang-orang Bani Quraizah, dan Nabi Saw. melihatnya tiba, maka beliau Saw. bersabda kepada kaum muslim (pasukan kaum muslim): Berdirilah kalian untuk menghormat pemimpin kalian!
Hal ini tiada lain hanyalah agar keputusannya nanti dihormati dan ditaati; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Adapun bila hal tersebut dijadikan sebagai tradisi, maka hal itu merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang ‘Ajam. Karena di dalam kitab-kitab sunnah telah disebutkan bahwa tiada seorang pun yang lebih disukai oleh mereka selain dari Rasulullah Saw. Dan Rasulullah Saw. apabila datang kepada mereka, mereka tidak berdiri untuknya, mengingat mereka mengetahui bahwa beliau tidak menyukai cara tersebut.
Di dalam hadis yang diriwayatkan di dalam kitab-kitab sunnah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. belum pernah duduk di tempat yang paling ujung dari suatu majelis, tetapi beliau selalu duduk di tengah-tengah majelis itu. Sedangkan para sahabat duduk di dekatnya sesuai dengan tingkatan mereka. Maka Abu Bakar As-Siddiq r.a. duduk di sebelah kanannya, Umar r.a. di sebelah kirinya, sedangkan yang di depan beliau sering kalinya adalah Usman dan Ali karena keduanya termasuk juru tulis wahyu. Dan Nabi sendirilah yang memerintahkan keduanya untuk hal tersebut, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Imam Muslim melalui hadis Al-A’masy, dari Imarah ibnu Umair, dari Ma’mar, dari Abu Mas’ud, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“ู„ููŠูŽู„ูŠู†ูŠ ู…ู†ูƒู… ุฃูˆู„ูˆุง ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ู„ูŽุงู…ู ูˆุงู„ู†ู‘ูู‡ูŽู‰ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’”
Hendaklah orang-orang yang memiliki budi dan akal yang duduk mendampingiku, kemudian orang-orang yang sesudah mereka, kemudian orang-orang yang sesudah mereka.
Hal ini tiada lain dimaksudkan agar mereka dapat memahami dari beliau apa yang beliau sabdakan. Karena itulah maka beliau Saw. memerintahkan kepada mereka yang duduk di dekatnya untuk bangkit dan agar duduk di tempat mereka orang-orang Ahli Badar yang baru tiba. Hal ini adakalanya karena mereka kurang menghargai kedudukan Ahli Badar, atau agar Ahli Badar yang baru tiba itu dapat menerima bagian mereka dari ilmu sebagaimana yang telah diterima oleh orang-orang yang sebelum mereka, atau barangkali untuk mengajarkan kepada mereka bahwa orang-orang yang memiliki keutamaan itu (Ahli Badar) harus diprioritaskan berada di depan (dekat dengan Nabi Saw.)
ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูˆูŽูƒููŠุนุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุดูุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูู…ูŽุงุฑุฉ ุจู’ู†ู ุนูู…ูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุชู‘ูŽูŠู’ู…ููŠู‘ู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู…ูŽุนู’ู…ูŽุฑูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู…ูŽุณู’ุนููˆุฏู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู…ู’ุณูŽุญู ู…ูŽู†ูŽุงูƒูุจูŽู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ู: “ุงุณู’ุชูŽูˆููˆุง ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุฎู’ุชูŽู„ููููˆุง ููŽุชูŽุฎู’ุชูŽู„ูููŽ ู‚ูู„ููˆุจููƒูู…ู’ุŒ ู„ููŠูŽู„ููŠูŽู†ููŠ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุฃููˆู„ููˆ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ู„ูŽุงู…ู ูˆุงู„ู†ู‘ูู‡ู‰ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽู„ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’”.
Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Al-A’masy, dari Imarah ibnu.Umair Al-Laisi, dari Ma’mar, dari Abu Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah mengusap pundak-pundak kami sebelum salat seraya bersabda: Luruskanlah saf kalian, janganlah kalian acak-acakan karena menyebabkan hati kalian akan bertentangan. Hendaklah yang berada di dekatku dari kalian adalah orang-orang yang memiliki budi dan akal, kemudian orang-orang yang sesudah mereka, kemudian orang-orang yang sesudah mereka.
Abu Mas’ud mengatakan, bahwa keadaan kalian sekarang lebih parah pertentangannya. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan para pemilik kitab sunnahโ€”kecuali Imam Turmuziโ€” melalui berbagai jalur dari Al-A’masy dengan sanad yang sama.
Apabila hal ini dianjurkan oleh Nabi Saw. kepada mereka dalam salat, yaitu hendaknya orang-orang yang berakal dan ulamalah yang berada di dekat Nabi Saw., maka terlebih lagi bila hal tersebut di luar salat.
ูˆูŽุฑูŽูˆูŽู‰ ุฃูŽุจููˆ ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ู…ูู†ู’ ุญูŽุฏููŠุซู ู…ูุนูŽุงูˆููŠูŽุฉู ุจู’ู†ู ุตูŽุงู„ูุญูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุงู„ุฒู‘ูŽุงู‡ูุฑููŠู‘ูŽุฉูุŒ ุนูŽู†ู’ ูƒูŽุซููŠุฑู ุจู’ู†ู ู…ูุฑู‘ูŽุฉูŽุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ุฃูŽู‚ููŠู…ููˆุง ุงู„ุตู‘ููููˆููŽุŒ ูˆุญูŽุงุฐููˆุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู†ูŽุงูƒูุจูุŒ ูˆุณูุฏู‘ูˆุง ุงู„ู’ุฎูŽู„ูŽู„ูŽุŒ ูˆู„ููŠู†ููˆุง ุจูุฃูŽูŠู’ุฏููŠ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ููƒูู…ู’ุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุฐูŽุฑูˆุง ููุฑูุฌูŽุงุชู ู„ูู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูˆูŽุตูŽู„ ุตูŽูู‘ู‹ุง ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุตูŽูู‘ู‹ุง ู‚ูŽุทูŽุนูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡”
Imam Abu Daud telah meriwayatkan melalui hadis Mu’awiyah ibnu Saleh, dari AbuzZahiriyah, dari Kasir ibnu Murrah, dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Luruskanlah semua saf, sejajarkanlah pundak-pundak (mu),tutuplah semua kekosongan (saf), dan lunakkanlah tangan terhadap saudara-saudaramu, dan janganlah kamu biarkan kekosongan (safjmu ditempati oleh setan. Barang siapa yang menghubungkan safnya, maka Allah akan berhubungan dengannya; dan barang siapa yang memutuskan saf maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.
Karena itulah maka Ubay ibnu Ka’b yang terbilang pemimpin Ahli Qurra, apabila sampai di saf yang pertama, maka dia mencabut seseorang darinya yang orang itu termasuk salah seorang dari orang-orang yang berakal lemah, lalu ia masuk ke dalam saf pertama menggantikannya. Ia lakukan demikian karena berpegang kepada hadis berikut yang mengatakan:
“ู„ููŠูŽู„ููŠูŽู†ููŠ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุฃููˆู„ููˆ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ู„ูŽุงู…ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูู‡ูŽู‰”.
Hendaklah mengiringiku dari kalian orang-orang yang berbudi dan berakal.
Lain halnya dengan sikap Abdullah ibnu Umar, ia tidak mau duduk di tempat seseorang yang bangkit darinya untuk dia karena mengamalkan hadis yang telah disebutkan di atas yang diketengahkan melalui riwayatnya sendiri.
Untuk itu sudah dianggap cukup keterangan mengenai masalah ini dan semua contoh yang berkaitan dengan makna ayat ini. Karena sesungguhnya pembahasannya yang panjang lebar memerlukan tempat tersendiri, bukan dalam kitab tafsir ini.
Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ketika kami (para sahabat) sedang duduk bersama Rasulullah Saw., tiba-tiba datanglah tiga orang. Salah seorang dari mereka menjumpai kekosongan dalam halqah, maka ia masuk dan duduk padanya. Sedangkan yang lain hanya duduk di belakang orang-orang, dan orang yang ketiga pergi lagi. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
“ุฃู„ุง ุฃู†ุจุฆูƒู… ุจูุฎูŽุจูŽุฑู ุงู„ุซู‘ูŽู„ูŽุงุซูŽุฉูุŒ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ููŽุขูˆูŽู‰ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽุขูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠ ููŽุงุณู’ุชูŽุญู’ูŠูŽุง ููŽุงุณู’ุชูŽุญู’ูŠูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซู ููŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุถูŽ ููŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุถูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู”
Ingatlah, aku akan menceritakan kepada kalian tentang orang yang terbaik di antara tiga orang itu. Adapun orang yang pertama, dia berlindung kepada Allah, maka Allah pun memberikan tempat baginya. Sedangkan orang yang kedua, ia merasa malu, maka Allah merasa malu kepadanya. Dan adapun orang yang ketiga, dia berpaling, maka Allah berpaling darinya.
ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุชู‘ูŽุงุจ ุจู’ู†ู ุฒููŠูŽุงุฏูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุฃูุณูŽุงู…ูŽุฉู ุจู’ู†ู ุฒูŽูŠู’ุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุจู’ู†ู ุดูุนูŽูŠู’ุจูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ูุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ู„ูŽุง ูŠูŽุญูู„ู‘ู ู„ูุฑูŽุฌูู„ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูููŽุฑู‘ูู‚ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงุซู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุจูุฅูุฐู’ู†ูู‡ูู…ูŽุง”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Attab ibnu Ziad, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Usamah ibnu Zaid, dari Amr ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Amr, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Tidak diperbolehkan bagi seseorang memisahkan di antara dua orang (dalam suatu majelis), melainkan dengan seizin keduanya.
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Usamah ibnu Zaid Al-Laisi dengan sanad yang sama, dan Imam Turmuzi menilainya hasan.
Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, Al-Hasan Al-Basri dan selain keduanya, bahwa mereka mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis, ” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-Mujadilah: 11) Yakni dalam majelis peperangan. Mereka mengatakan bahwa makna firman-Nya: Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu, ” maka berdirilah. (Al-Mujadilah: 11) Maksudnya, berdirilah untuk perang.
Lain halnya dengan Qatadah, ia mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu, ” maka berdirilah. (Al-Mujadilah: 11) Yaitu apabila kamu diundang untuk kebaikan, maka datanglah. Muqatil mengatakan bahwa apabila kamu diundang untuk salat, maka bersegeralah kamu kepadanya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa dahulu mereka (para sahabat) apabila berada di hadapan Nabi Saw. di rumahnya, dan masa bubar telah tiba, maka masing-masing dari mereka menginginkan agar dirinyalah orang yang paling akhir bubarnya dari sisi beliau. Dan adakalanya Nabi Saw. merasa keberatan dengan keadaan tersebut karena barangkali Nabi Saw. mempunyai keperluan lain. Untuk itulah maka mereka diperintahkan agar pergi bila telah tiba saat bubar majelis. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{ูˆูŽุฅูู†ู’ ู‚ููŠู„ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงุฑู’ุฌูุนููˆุง ููŽุงุฑู’ุฌูุนููˆุง}
Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembali (saja)lah, ” maka hendaklah kamu kembali. (An-Nur: 28)
*******************
Firman Allah Swt.:
{ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃููˆุชููˆุง ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู…ูŽุง ุชูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ ุฎูŽุจููŠุฑูŒ}
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)
Yakni janganlah kamu mempunyai anggapan bahwa apabila seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat duduk saudaranya yang baru tiba, atau dia disuruh bangkit dari tempat duduknya untuk saudaranya itu, hal itu mengurangi haknya (merendahkannya). Tidak, bahkan hal itu merupakan suatu derajat ketinggian baginya di sisi Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala itu untuknya, bahkan Dia akan memberikan balasan pahalanya di dunia dan akhirat. Karena sesungguhnya barang siapa yang berendah diri terhadap perintah Allah, niscaya Allah akan meninggikan kedudukannya dan mengharumkan namanya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11) Yaitu Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk mendapatkannya dan siapa yang tidak berhak mendapatkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kamil, telah menceritakan kepada kami Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab, dari Abut Tufail alias Amir ibnu Wasilah, bahwa Nafi’ ibnu Abdul Haris bersua dengan Umar r.a. di Asfan, dan sebelumnya Umar telah mengangkatnya menjadi amilnya di Mekah. Maka Umar bertanya kepadanya, “Siapakah yang menggantikanmu untuk memerintah ahli lembah itu (yakni Mekah)?” Nafi’ menjawab, “Aku angkat sebagai penggantiku terhadap mereka Ibnu Abza โ€”seseorang dari bekas budak kamiโ€”.” Umar bertanya, “Engkau angkat sebagai penggantimu untuk mengurus mereka seorang bekas budak?” Nafi’ menjawab, “Wahai Amirul Muโ€™minin, sesungguhnya dia adalah seorang pembaca Kitabullah (ahli qiraat lagi hafal Al-Qur’an) dan alim mengenai ilmu faraid serta ahli dalam sejarah.” Maka Umar r.a. berkata dengan nada menyetujui, bahwa tidakkah kami ingat bahwa Nabimu telah bersabda:
“ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุจูู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ู‚ูŽูˆู’ู…ู‹ุง ูˆูŽูŠูŽุถูŽุนู ุจูู‡ู ุขุฎูŽุฑููŠู†ูŽ”
Sesungguhnya Allah meninggikan derajat suatu kaum berkat Kitab (Al-Qur’an) ini dan merendahkan kaum lainnya karenanya.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui berbagai jalur dari Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Telah diriwayatkan pula melalui berbagai jalur dari Umar hal yang semisal.
Kami (penulis) telah menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan para pemiliknya serta hadis-hadis yang menerangkan tentangnya secara rinci di dalam Syarah Kitabul ‘Ilmi dari Sahih Bukhari.

Read Full Post »

DOA DI DALAM SHALAT — SubhanAllah … Video pendek ini wajib disimak dengan SEKSAMA karena ternyata segmen2 tertentu dalam shalat ini bagus sekali untuk berdoa:

  1. Saat berdiri (ketika Al Fatihah cukup membawa nuansanya tanpa mengucapkan lafadznya kecuali menghayati “iyya kana’budu wa iyaa kanastaiin” dan setelah Al Fatihah – pilih surat yang sesuai dengan situasi masalah yang kita hadapi);
  2. saat ruku’;
  3. saat sujud;
  4. setelah Tahiyatul Akhir sebelum salam.

Maasya Allah …ternyata saat berdiri shalat itu justru dahzyat …
Simak habis video ini karena ada penjelasan dari ustadz Adi bahwa semua kandungan Al Quran adalah huddan (petunjuk) dari semua permasalahan hidup (APAPUN masalah Anda, mulai dari lahir ceprot hingga tua semuanya ada di dalam ayat-ayat Quran) ….

Ustadz menjelaskan bahwa sejak awal diturunkan Al Quran, dari AL Fatihah sampai An Nas tidak diturunkan hanya buat dibaca namun menrupakan “hudan” (petunjuk). jadi, tak ada satupun masalah hidup yang tak ada solusinya di Al Quran. Simaklah ayat2 ini:

2:185 : hudalinnas, solusi, hal memudahkan dalam kehidupan

2:2-3 : muttaqin, diminta menunaikan shalat agar mendapatkan hudan

Setelah Al Fatihah, cari surat2 yang sesuai kebutuhan masalah kita

3:38-39 (sebelum lahir)

19:2-11

7:189

2:233

31:13-19

9:122

58:11 (menit 11)

 

Read Full Post »

90 Seruan Ilahi dalam Al-Quran
Seruan ke 6: Kewajiban menerima syari’at Islam dan haram mengikuti Syaithan

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

[QS. al-Baqarah (2): 208]
— 

Tafsir Ibnu Katsir
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, hendaklah mereka berpegang kepada tali Islam dan semua syariatnya serta mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya dengan segala kemampuan yang ada pada mereka.

Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Ad-Dahhak, Ikrimah, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah agama Islam.

Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah taat. Qatadah mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan as-silmi ialah berserah diri.

Lafaz kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Ad-Dahhak artinya seluruhnya.

Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkaryalah kalian dengan semua amal dan semua segi kebajikan.

Ikrimah menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang dari kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa’labah serta segolongan orang-orang yang meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk melakukan kebaktian pada hari Sabtu dan membaca kitab Taurat di malam hari.

Maka Allah memerintahkan mereka agar mendirikan syiar-syiar Islam dan menyibukkan diri dengannya serta melupakan hal lainnya.

Mengenai keterlibatan Abdullah ibnu Salam bersama mereka, masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena mustahil dia meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan kebaktian di hari Sabtu, sedangkan dia selain memiliki iman yang sempurna; juga telah membuktikan bahwa hari Sabtu itu telah di-mansukh, dihapuskan, dan dibatalkan, kemudian diganti dengan hari-hari raya Islam.

Dari kalangan mufassirin ada orang yang menjadikan firman-Nya, “Kaffah,” sebagai hal (keterangan keadaan) dari lafaz ad-dakhilin, yakni masuklah kalian semua ke dalam Islam.

Tetapi pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu yang mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk mengamalkan semua cabang iman dan syariat Islam yang banyak sekali dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. 

Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Zakaria, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Aun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Dengan lafaz kaffah yang dibaca nasab menurut qiraah-nya, yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang mukmin dari kalangan Ahli Kitab. Karena sesungguhnya sekalipun telah beriman kepada Allah, mereka masih tetap berpegang kepada sebagian perkara kitab Taurat dan syariat-syariat yang diturunkan di kalangan mereka. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yakni masuklah kalian ke dalam syariat Nabi Muhammad Saw. dan janganlah kalian meninggalkan sesuatu pun yang ada padanya, dan tinggalkanlah apa yang ada di dalam kitab Taurat. Kalian hanya dituntut untuk beriman kepadanya saja, dan itu sudah cukup bagi kalian.

*************

Firman Allah Swt.:

{ูˆูŽู„ุง ุชูŽุชู‘ูŽุจูุนููˆุง ุฎูุทููˆูŽุงุชู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู}

dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. (Al-Baqarah: 208)

Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan jauhilah apa yang diperintahkan oleh setan kepada kalian. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:

ุฅูู†ู‘ูŽู…ุง ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูู…ู’ ุจูุงู„ุณู‘ููˆุกู ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดุงุกู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ

Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui. (Al-Baqarah: 169)

ุฅูู†ู‘ูŽู…ุง ูŠูŽุฏู’ุนููˆุง ุญูุฒู’ุจูŽู‡ู ู„ููŠูŽูƒููˆู†ููˆุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุตู’ุญุงุจู ุงู„ุณู‘ูŽุนููŠุฑู

Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golo

ngannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6). Karena itulah maka dalam ayat ini Allah Swt. berfirman: 

{ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’ ุนูŽุฏููˆู‘ูŒ ู…ูุจููŠู†ูŒ}

Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (Al-Baqarah: 208)

Mutarrif mengatakan bahwa di antara hamba-hamba Allah yang paling banyak menipu sesama hamba-Nya adalah setan.

**********

Read Full Post »

Hari ini sebenarnya hari pertama kontrak dengan KSI untuk Strategic Assessment DIPI dengan jadwal pertama adalah Desk Study dari semua dokumen yang telah dikirimkan oleh KSI. Namun karena sudah lama janji dengan WIK maka pagi jam 9:00 harus ke WIKA dulu. Seperti biasa saya berangkat pagi sekitar jam 7:00 dan gowes melewati jalur Tendean dan kemudian Pancoran. Saat itu ketemu bapak2 loper korean menggunakan sepeda mini yang kemudian gowes bareng menuju Cawang dan beliau belok di Jl. Dewi Sartika. Hebat banget, pakai sepeda mini tapi gowesannya kenceng banget. Mantab dah! Sampai di WIKA masih sekitar jam 8:15 sehingga saya carbo loading alias andok soto ayam di belakang WIKA Tower 2. Enak sotonya. Setelah itu baru masuk ke dalam, minum strawberry juice di Q corner. Parkir sepeda kali ini sepi banget karena rupanya motor tidak lagi diparkir di lobby tapi di bawahnya, kecuali motor tamu. Ada sepeda hijau dari yang B2W dan sepertinya karyawan WIKA.

img_20171231_151918-147795139.jpg

Meeting di lantai 6, Ruang Meeting Human Capital, membahas tentang implementasi budaya perusahaan. Selesai rapat sekitar pukul 11:15. Karena nanggung kalau nunggu Dzuhur di masjid WIKA, maka saya putuskan gowes dengan niatan nanti akan Dzuhur BMW dimana ada masjid terlewati. Alhamdulillah saya nemu masjid pas sebelum tanjankan Tendean menuju Blok M di persimpangan dengan Mampang. Senang sekali karena ini adalah masjid baru (Raihaamul Hamiim)ย yang belum pernah saya sambangi. Ternyata masuk gang ke dalam. Adzan Dzhuhur sudah berkumandang. Sepeda saya parkir di pagar depan, dirante dan saya langsung masuk masjid karena masih punya wudhlu. Tanpa pikir panjang, saya lepas sepatu dan taruh di perbatasan “Batas Suci” kemudian shalat sunnah 2 rakaan sebagai qobliyah.

Usai shalat berjamaah saya menuju tempat sepatu dan …. ternyata saya tak menjumpai di tempat saya menaruh. Positive thinking, saya coba cari di tempat lain bahkan di locker yang disediakan. Nihil. Tadinya mau menyampaikan ke pengurus masjid, tapi kaok males membuat keributan. Akhirnya saya putuskan meninggalkan masjid diam-diam tanpa seorangpun tahu bahwa saya kehilangan sepatu. Saya terpaksa gowes nyeker (pakai kaos kaki sih) mencari lokasi toko yang jualan sendal jepit. Ternyata cukup jauh saya mendapatkan toko tersebut karena harus menyusuri mampang sampai ketemu halte busway. Niat saya hanya beli sendal jepit saja. Eh …mbak penjual Alfamart nya bukannya berempati atas kehilangan sepatu saya, malah bilang: “Mau isi pulsa sekalian?” …Gundhulmu amoh! Wong wis jelas ndelok aku gemobyos kepanasan telapak kaki kesakitan gowes tanpa sepatu, masih tega2nya jualan!!!ย (gumam dalam hati sih … ha ha ha ha ….)

Maka …saya pulang ke rumah gowes dengan sandal jepit …..

img_20171231_152206-1330241361.jpg

Ternyata sepatu hilang di mesjid saya alami beberapa kali, sekurangnya tiga kali karena saya posting di blog ini, sejak 2009. Kurang infak dan sodaqoh … ALhamdulillah diingatkan Allah ….

Read Full Post »

Road 2 Jannah #9: Hujan Berkah

Catatan Kajian Road 2 Jannah #9: Hujan Berkah oleh Ustadz Subhan Bawazier Hafidzhahullah, DUA COFFEE Shop, Cilandak, 18 November 2017 (9:00 – 11:00)

Seperti biasa, saya gowes dari rumah menuju tempat kajian dan sekitar jam 8:30 sudah sampai di lokasi. 20 menit kemudian rombongan ustadz hadir dengan diiringi oleh beberapa puluh motor yang konvoi menyertai ustadz yang kali ini menunggangi motor Harley Davidson warna putih — keren! Setelah kajian R2J beliau lanjut memenuhi undangan reuni SMA 90 di Petukangan — karena dekat rumah saya, saya gowes juga dari Dua Coffee ke SMA N 90. Asik, hari ini ikut dua kajian.

Hujan berkah – Keberkahan yang banyak dari Allah. Road 2 Jannah ada di hadits yaitu orang yang meniti jalan berniat menuntut ilmu. Karakter penghuni surga adalah qoribun (gampang akrab).

1.) Keberkahan dalam penampilan – style. ย Di zaman Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mushโ€™ab bin Umair. Ada yang menukilkan kesan pertama al-Barra bin Azib ketika pertama kali melihat Mushโ€™ab bin Umair tiba di Madinah. Ia berkata,

ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฑูŽ ู…ูุซู’ู„ูŽู‡ู ูƒูŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุฑูุฌูŽุงู„ู ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู

โ€œSeorang laki-laki, yang aku belum pernah melihat orang semisal dirinya. Seolah-olah dia adalah laki-laki dari kalangan penduduk surga.โ€

Ia adalah di antara pemuda yang paling tampan dan kaya di Kota Mekah. Kemudian ketika Islam datang, ia jual dunianya dengan kekalnya kebahagiaan di akhirat.

Sa’ad bin Muadz masuk Islam karena kelembutan dan penampilan Mush’ab.

Artinya, dengan penampilan dan pembawaan berwibawa akan menarik orang mengikuti dakwah yang disampaikan Mush’ab.

2.) Seorang muslim harus paham sejarah

Kita harus mempelajari sejarah. Jangan salah bahwa Islam memiliki sejarah yang luar biasa indah. Orang berpikir kalau masuk kafe makan mayonaise adalah kebarat-baratan. Salah! Yang menemukan mayonaise adalah Ummu Salamah – orang Arab. Jangan bilang bahwa Islam tak memiliki kontribusi terhadap perkembangan jaman. Kita ini semua satu buyut. Musuh Islam itu fitnah. Belajarlah dari kisah Zaid bin Tsabit yang dipercaya oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Zaid bin Tsabit radhiallahu โ€˜anhu berkata, โ€œPada Perang Buโ€™ats aku berusia 6 tahun. Hal itu terjadi 5 tahun sebelum Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam datang ke Madinah. Dan saat itu aku berusia 11 tahun. Aku dipertemukan dengan Rasulullah. Mereka berkata, โ€˜Ada seorang anak dari Kabilah Khazraj yang telah menghafal 16 suratโ€™. Namun beliau tidak mengizinkan aku di Perang Badar dan Uhud. Barulah aku diizinkan di Perang Khandaq.โ€

Zaid memegang bendera Bani Najjar di Perang Tabuk. Awalnya bendera tersebut di pegang Umarah bin Hazm, tapi Rasulullah mengambilnya dan menyerahkannya kepada Zaid. Umarah berkata, โ€œWahai Rasulullah, apakah ada sesuatu tentangku (yang buruk) yang sampai kepadamu?โ€ โ€œTidak ada. Tapi, yang lebih banyak menghafal Alquran layak dikedepankan. Dan Zaid lebih banyak menghafal Alquran daripada engkau.โ€

Perlu diketahui, dahulu para sahabat menghafal 10 ayat-10 ayat. Ketika mereka sudah paham dan mengamalkannya barulah mereka menambah hafalan. Sehingga siapa yang paling banyak hafalannya, maka semakin baik kualitasnya di antara mereka.

Fitrah agama Islam adalah MEWARNAI dan bukan untuk diwarnai. Itulah yang salah bila kita akhirnya ikut-ikutan hal yang bukan Islam.

Pada saat khalifah Umar bin Khaththab 3/4 dunia dikuasai Islam dan menjadi muslim dan sisanya (1/4) non-muslim. Sebuah kejayaan yang luar biasa. Kenapa masih sisa 1/4? karena itu merupakan ujian dari Allah bisa tidak kita membuatnya menjadi 100%.

Seorang muslim harus punya izzah (martabat). Coba lihat bbegitu gagahnya Khalid bin Walid. Mayoritas muslim di Indonesia masih tergantung secara ekonomi dengan 9 Cacing Kafir. Kita lupa bahwa merdeka itu sepenuhnya rahmat Allah. Keberkahan Indonesia melalui ulama – tegakkan tauhid. Lihatlah Panglima Sudirman yang sebenarnya guru agama tapi terpangil jihad membela negaranya.

3.) Memahami kewajiban dasar kita: ibadah. ย Jangan harap bisa menang kalau tidak shalat,

4.) Mengunjungi orang-orang soleh. Mempertahankan hijrah itu berat , makanya perlu berinteraksi dengan orang-orang soleh, belajar langsung dari mereka.

5.) Memiliki kemantaban hati. Belajar dari pemuda bernama Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel. Hidup ini harus berjuang. Jangan tinggalkan teman-teman yang dulu, ajak mereka ke jalan yang benar.Takdir tidak ada kebetulan.

6.) Memiliki tujuan mulia. Setiap teman di sekitar kita harus bisa kita pikirkan Apa manfaat saya buat dia?

TANYA JAWAB

  • Keberkahan bisa hilang kalau syirik dan masih mencampurkan dengan hal-hal bathil (talbis). Shalat tapi masih mengantongi ATM bank konvensional padahal sudah ada bank syariah – kenapa tak pindah ke bank syariah? Saat ini sudah ada wedding syarii – tidak campur ikhwan akhwat. Kalau datang ke pernikahan apa yang diucapkan bro? Baarakallaahu lak wa baaraka ‘alaik wa jamma’a bainakumaa fii khair wa ‘aafiyah. (semoga Allah memberikan berkah kepadamu (saat senang) dan memberi berkah atasmu (saat susah) serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan dan keselamatan).
  • 48% murid menyatakan takmau bergaul dengan non-muslim, bagaimana hal ini ustadz? Salah besar karena Rasul bermuamalah dengan orang-orang yahudi dan majusi.
  • Bagaimana mendakwahi orang yang punya prinsip: “Neraka urusanku sedangkan kamu sendiri belum tentu masuk surga”? Memang ujungnya hidayah hanya dari Allah. Tugas kita hanya menyampaikan saja – tak lebih dari itu.

Galeri Foto Road 2 Jannah #9:

Setelah acara di Dua Coffee, ustadz dan Tim Aladzievie menuju ke SMAN 90:

img20171118102539-921109117.jpgimg20171118110634-100940996.jpg

 

Read Full Post »

Sebenarnya ini adalah jadwal mengajar EQ ke orang tua murid sekolah Taman Bermain Tzu Chi, PIK, dibantu Bro Emil … Pagi berangkat gowes, seperti biasa. Asik sekali via Daan Mogot.

 

Ngopi dulu di Pappa Rich:

 

Kelas dibuka oleh Bro Emil:

 

Pulangnya Jumatan di salah satu masjid sekitar Daan Mogot …

img20171117115445-335152199.jpg

Eh …terus hujan deras di siang hari … ngebakso dulu ah …

img_20171117_131642-1209727545.jpg

Sampai rumah ada orang Samsung menservice mesin cuci yang rusak …ternyata IC nya musti ganti ….

Pas di koran ada berita seru dari orang paling seru .. ha ha …

img_20171117_203010741905745.jpg

 

Read Full Post »

Older Posts »