Para ulama dan ustadz kita menganjurkan kita membaca Doa Nabi Yunus (Dzun Nun) pada saat kita dalam kesulitan seperti pandemi global yang saat ini kita alami. Hal ini juga berdasarkan hadits:
“Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Mungkin dalam hati kita bertanya-tanya, kenapa doa ini begitu mujarab hingga begitu banyak ustadz menganjurkan doa ini, selain tentunya ada dalil yang shahih, padahal kalau kita lihat redaksi doanya tidak ada sedikitpun yang menyebutkan permohonan agar diselamatkan dari maribahaya? Seperti kita ketahui, dalam kisah Nabi Yunus ‘alaihissallam beliau berada dalam kegelapan di dalam perut ikan. Mengapa beliau tidak berdoa, misalnya: “Ya Allah, keluarkanlah diriku dari perut ikan ini. Engkau Mahakuasa.”?
Dari sini kita bisa mengambil hikmah tentang mengapa doa Nabi Yunus bin Matta ini menjadi mujarab karena Allah menolongnya mengeluarkan dari dalam perut ikan dalam keadaan lemah. Tidak hanya itu, Allah kemudian menumbuhkan pohon labu sebagai bahan makan bagi Nabi Yunus untuk kehidupannya, dengan ijin Allah. Tidak berhenti di sini saja karena Nabi Yunus akhirnya, atas ijin Allah, memiliki pengikut seratus ribu lebih umat yang beriman kepada Allah Taala. Begitu besar nikmat yang Allah karuniakan kepada Nabi Yunus setelah beliau dikeluarkan Allah dari dalam perut ikan.
Redaksi doa yang tidak spesifik memohon pertolongan Allah Taala ternyata mencakup tiga hal yang sangat pokok dan merupakan sebab terkabulnya doa beliau.
1.) Pengakuan tauhid. Redaksi doa ini mengutamakan tauhid terlebih dahulu “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau” dibandingkan yang lainnya. Tauhid dulu, tauhid lagi, tauhid terus. Dengan mentauhidkan Allah maka doa kita murni hanya semata ditujukan kepada Allah, bukan kepada lainnya, karena Dia-lah satu-satunya yang bisa menolong tiada dzat lainnya yang bisa menolong. Dalam situasi yang dihadapi beliau saat itu tidak ada yang lain lagi yang bisa menolong karena berada di dalam kegelapan perut ikan. Siapa yang bisa menolong kalau bukan Dzat yang mahaesa?
Situasi kita dalam pandemi ini, siapa lagi yang bisa menolong kita selain Allah Taala? Manusia yang paling cerdas dan pandai sekalipun tidak ada yang bisa mengangkat pandemi ini kecuali Allah Taala. Sejumlah usaha dilakukan manusia sebagai bentuk ikhtiyar namun yang benar-benar bisa mengangkatnya hanya Allah Azza Wa Jalla.
2.) Pengakuan kekurangan diri. Para ulama sudah menyampaikan kepada kita bahwa terjadinya suatu musibah tak lepas dari dosa-dosa kita juga. Untuk itulah perlu adanya pengakuan atas kekurangan diri karena pada dasarnya tidak ada manusia yang maksum, tanpa dosa. Kita semua punya dosa. Yang diperlukan adalah pengakuan dari kita bahwa kita sering berbuat dholim kepada diri kita sendiri. Pandemi ini bisa menjadi adzab atau rahmat bagi kita semua. Dengan pandemi ini Allah ingin kita benar-benar mengakui adanya dosa-dosa kita dan perlunya kita mentauhidkan Allah.
3.) Permohonan ampun pada Allah. Meskipun secara redaksi doa ini tidak ada kata-kata yang mencerminkan permohonan ampun, namun Allah sungguh mahatahu kesungguhan kita dalam mengakui kekurangan diri sehingga tanpa menyebutkannya Allah sudah tahu bahwa kita sedang minta ampun. Dari sini mensyaratkan bahwa kita memang harus sungguh-sungguh saat melafazkan doa ini. Ustadz Syafiq Riza Basalamah mengatakan bahwa saat melafazkan doa ini kita harus sungguh-sungguh menghayat sambil mengingat setiap doa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Juga tentunya ada dosa-dosa kita yang tidak kita ketahui.
Pembelajaran
Dalam setiap kesulitan, apapun itu ternasuk pandemi global yang sedang kita alami, kita sudah diberi contoh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menggunakan doa dengan redaksi seperti yang pernah dilafazkan Nabi Yunus bin Matta. Bayangkan, selevel Rasulullah saja tinggal menggunakan doa yang di jaman dahulu kala sudah digunakan Nabi Yunus apalagi kita yang hanya manusia biasa? Kita tidak perlu kreatif membuat redaksi doanya karena sudah disediakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang diperlukan dari kita adalah keikhlasan, artinya doa ini kita lafazkan ditujukan hanya untuk Allah Azza wa Jalla (lillah) dan kita selalu mohon pertolongan dari Allah agar bisa secara istiqomah berdzikir dan berdoa kepadaNya (billah). Pada dasarnya ibadah perlu tiga hal: ditujukan secara sungguh-sungguh hanya untuk Allah (lillah), dengan cara yang disyariatkan oleh Allah (fillah) dan dengan pertolongan Allah (billah).
Semoga Allah selalu membimbing kita selalu istiqomah di jalan yang lurus. Aamiin.
—
#doanabiyunus #doa #dzunnun #pandemi #covid19
Leave a comment